KBS WORLD Radio
Isu nuklir Korea Utara
Isu utama nuklir
Korea Utara
Senjata nuklir
Untitled Document
   
Mengapa uranium berkadar tinggi atau HEU (highly-enriched uranium) menjadi masalah ?
Sejauh mana kemampuan nuklir Korea Utara?
Apa yang diminta Korea Utara sebagai imbalan bagi pembuangan program nuklir mereka?
Mengapa AS segan melakukan negosiasi langsung dengan Korea Utara?
Q Mengapa uranium berkadar tinggi atau HEU (highly-enriched uranium) menjadi masalah ?
A HEU menjadi masalah karena merupakan penyebab langsung dalam krisis nuklir Korea Utara putaran kedua.
Program nuklir (yang Korea Utara diakui selama kunjungan James Kelly AS tahun 2002) yang dipermasalahkan adalah masalah HEU. Uranium, bahan bakar nuklir , berubah menjadi plutonium, setelah itu digunakan dalam reaktor.
Oleh karena itu, pengembangan senjata nuklir yang menggunakan plutonium dapat ditelusuri lewat pengecekan operasi reaktor selama ini. Kegiatan ‘Produksi plutonium’ bukan berarti akan digunakan untuk mengembangkan senjata nuklir. Dan ekstraksi plutonium bisa diawasi. Sedangkan, kegiatan produksi HEU Korea Utara menunjukkan ada tujuan untuk pengembangan senjata nuklir.
(☞ HEU (uranium berkadar tinggi))

2 masalah utama terkait HEU diisukan antara AS dan Korut
Pertama, perdebatan tentang apakah HEU atau program HEU benar ada atau tidak di Korea Utara ?. AS mengklaim bahwa pihaknya cukup memiliki bukti dan bahwa Korea Utara juga secara pribadi mengakui adanya program itu pada Oktober 2002. Namun, AS menolak membongkar bukti itu, sementara Korea Utara mengklaim bahwa mereka tidak pernah mengakui program nuklir seperti itu.

Kedua, apa motivasi Korea Utara untuk mengembangkan senjata nuklir?
Sebelumnya, Korea Utara mengklaim akan menggunakan teknologi nuklir hanya untuk membangkitkan energi dan tujuan damai lain.
Walaupun, Korea Utara sekarang secara terbuka mengakui mereka telah memiliki senjata nuklir, namun, masalah itu masih menjadi isu perdebatan. Selama ini proses penuntasan masalah nuklir Korea Utara cukup rumit, khususnya mengenai siapa dulu yang membatalkan kesepakatan Jenewa ? atau terhadap pendapat kritik masyarakat internasional.
Q Sejauh mana kemampuan nuklir Korea Utara?
A Korea Utara diyakini mencari jalan untuk mengembangkan senjata nuklir dari mulai 1950an.
Pada tahun 1960an, setelah instalasi reaktor nuklir tujuan penelitian, Korea Utara menerima bantuan teknik dari Uni Soviet untuk membangun fasilitas nuklir skala besar di Yongbyeon. Pakar Korea Utara dan teknologi nuklir dibina di setempat. Korea Utara memiliki posisi unggul untuk mengembangkan teknologi nuklir, karena pihaknya memiliki pertambangan kapasitas produksi 4 juta ton uranium berbermutu tinggi.

Melalui penelitian yang dilaksanakan secara independen itu yang terfokus pada lingkaran bahan bakar nuklir (yakitu penyulingan bahan bakar nuklir dan perubahan ) dan teknologi pengolahan, pada 1970an, Korea Utara berhasil meningkatkan kapasitas reaktor nuklir tujuan penelitian mereka. Korea Utara kemudian mulai membangun reaktor tujuan penelitian kelas 5 Mwatt ( reaktor kedua) pada 1980an.

Operasi fasilitas penyulingan uranium dan transformasi bahan dimulai pada tahun 1986, dan memulai pembangunan pabrik tenaga nuklir kelas 200 MW di Taechon pada tahun 1989. Lebih jauh, kegiatan itu memfokuskan pada perolehan fasilitas yang dibutuhkan untuk penggunaan praktis energi nuklir maupun memiliki sistem pengembangan nuklir melalui pembangunan massal fasilitas daur ulang di Yongbyeon.

Korea Utara nampaknya secara sukses melengkapi lingkaran bahan bakar nuklir (prosedur dari perolehan bahan bakar nuklir sampai ke daur ulang) sampai tahun 1990an. Namun, sulit mengetahui secara pasti apakah Korea Utara sebenarnya memiliki senjata nuklir.

Hal itu karena informasi tentang pengembangan dan pengetesan tentang alat peledak (yag membutuhkan teknologi tercanggih dan rinci) belum dikonfirmasi; dan hal lain yang juga belum dikonfirmasi adalah kemampuan Korea Utara mengembangkan jarak tembak rudal,
kemampuan untuk memasang hulu ledak nuklir.
Tetapi mempertimbangkan kemampuan ekstrasi plutonium mereka, hampir dapat diyakini bahwa Korea Utara memiliki kemampuan untuk memproduksi senjata nuklir untuk kemampuan yang sederhana.
Tidak dapat diabaikan ada kemungkinan senjata seperti itu telah diproduksi oleh Korea Utara. Walaupun para pakar mengeluarkan pendangan yang berbeda karena kekurangan informasi, ada pandangan umum bahwa Korea Utara memiliki satu atau dua, dan kalau banyak, sampai 7 atau 8 memiliki senjata nuklir. Sedangkan, Cina dan Rusia tidak yakin Korea Utara memiliki senjata nuklir.
Q Apa yang diminta Korea Utara sebagai imbalan bagi pembuangan program nuklir mereka?
A Permintaan pertama Korea Utara adalah jaminan untuk keamanan rejimnya, kemudian, kedua adalah bantuan ekonomi. Masih tidak pasti apa tujuan terakhir Korea Utara? Walaupun begitu, nampaknya jelas bahwa Korea Utara mengharapkan normalisasi penuh hubungan AS dan Korea Utara, sedangkan sebagian orang yakin bahwa memiliki nuklir adalah hanya taktik untuk mencapai beberapa tujuan strategis Korea Utara.

Hal-hal yang diminta oleh Korea Utara bisa diringkas sebagai berikut :
- Jaminan dari AS untuk tidak akan menyerang Korea Utara (perjanjian non-agresi antara Korea Utara dan AS)
- Pengakuan AS secara resmi tentang rejim Korea Utara (pencabutan sebagai negara pendukung teror dan pencabutan sanksi ekonomi)
- Pembangunan hubungan penuh AS dan Korea Utara (pembangunan hubungan diplomatik tingkat duta besar)

Reaksi sensitif Korea Utara terhadap ungkapan pemerintahan Bush yang menyebut Korea Utara sebagai ‘poros kejahatan’ bisa dipahami dalam konteks itu. Korea Utara menuntut pemberian bantuan karena pembuangan program nuklir bagi Korea Utara berarti negara komunis itu menyerahkan energi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, sebagai kompensasi, bantuan energi pasti ada atau pembangunan reaktor air ringan harus dilaksanakan.
Dari pandangan Korea Utara, keamanan rejim negara komunis itu dan bantuan ekonomi harus dipikirkan bersama dengan sekaligus untuk menuntaskan masalah nuklir. Kedua masalah itu tidak bisa dibicarakan secara terpisah karena masalah itu saling berhubungan erat.
Hingga Korea Utara mengharapkan untuk membagi-bagi proses pembuangan nuklir, hingga pada setiap langkah itu, ingin menerima jaminan dan imbalan sejalan dengan langkah Korea Utara dalam negosiasi. Secara ringkas, karena Korea Utara menganggap AS sebagai ancaman dan tidak percaya, maka mereka akan mengambil aksi setelah AS melakukan dulu tindakan yang bisa dipercaya.
Q Mengapa AS segan melakukan negosiasi langsung dengan Korea Utara?
A Posisi Dasar AS adalah seharusnya “tidak ada imbalan bagi tindakan yang salah”. AS yakin bahwa Korea Utara adalah negara yang tidak bisa dipercayai, karena mereka selanjutnya mengembangkan program nuklir secara rahasia bahkan setelah pengumuman perjanjian Jenewa. Oleh karena itu, Washington tidak mau melanjutkan negosiasi kalau Korea Utara tidak terlebih dahulu menghentikan program nuklirnya. AS juga mengharapkan bahwa proses sampai pembuangan program nuklir Korea utara tercapai harus dibahas di dalam kerangka multilateral yakni dalam pertemuan segi-6 . Sementara itu, Washington membuka kemungkinan dialog bilateral antara AS dan Korea Utara hanya di dalam lingkup kerangka pertemuan segi-6.