|
Perkembangan Diplomatik Regional Pasca Peringatan Penting di Korea Utara |
|
2017-04-20
|
| |
Korea Utara menggelar pawai militer secara besar-besaran di alun-alun utama, Pyongyang pada tgl. 15 April dalam rangka memperingati 105 tahun hari kelahiran mendiang pendiri Kim Il-sung. Selama parade berlangsung, Korea Utara mendemonstrasikan serangkaian senjata strategis, seperti apa yang disebut varian baru rudal balistik antarbenua, ICBM, rudal balistik berbasis kapal selam, SLBM dan misil balistik jarak menengah yang lebih canggih dari SLBM. namun rudal Scud atau misil varian Rodong yang sering tampil dalam pawai militer sebelumnya, tidak terlihat lagi tahun ini. Sejumlah pengamat pernah berspekulasi bahwa Korea Utara mungkin akan melakukan provokasi tepat pada acara yang memiliki makna penting bagi negara itu, namun peringatan tahun ini nampaknya berpusat pada unjuk kekuatan militer lewat pawai.Pada hari berikutnya, yakni tgl. 16 April Korea Utara mengujitembak sebuah rudal balistrik dari Shinpo, provinsi Hamgyeong Selatan. Namun rudal itu meledak tidak lama setelah diluncurkan. Provokasi itu dipandang sebagai demonstrasi kekuatan dari Pyongyang terkait kunjungan wakil presiden AS Mike Pence ke Korea Selatan.
Di Seoul, Pence menyebutkan era ‘kesabaran strategis’ sudah berakhir, mengulangi posisi keras pemerintahan Trum ke arah Korea Utara. Singkatnya, AS menyampaikan peringatan keras terhadap Pyongyang dengan kembali menegaskan tidak menoleransi lagi persoalan nuklir Korea Utara. Seusai pertemuan dengan Pelaksana Tugas Presiden Korea Selatan Hwang Kyo-ahn tgl. 17 April, Pence menyinggung serangan rudal AS ke Suriah baru-baru ini dan juga memperingatkan Korea Utara akan menghadapi langkah militer keras jika rezim Pyongyang tidak membuang program nuklirnya. Media pemerintah Cina ikut memperingatkan bahwa jika Korea Utara melakukan tes nuklir keenam di tengah penolakan keras dari masyarakat internasional, maka Cina akan mensponsori sanksi baru dari PBB terhadap Korea Utara, termasuk penghentikan pamasokan minyak. Para pengamat mengatakan Cina mulai menekan Korea Utara secara agresif.
Ketua juru runding nuklir dari Korea Selatan, AS dan Jepang akan bertemu di Jepang dalam waktu dekat untuk membahas soal denuklirisasi korea Utara. Kami akan menunggu dan melihat bagaimana mereka akan membuat langkah yang spesifik untuk melakukan kebijakan baru Washington yaitu ‘tekanan dan keterlibatan maksimal’. |
|
Daftar 