|
AS Berniat Kembali Masukkan Korut Dalam daftar Negara Pendukung Terorisme |
|
2017-04-27
|
| |
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menyebutkan dalam jumpa pers minggu lalu bahwa AS sedang mengkaji kemungkinan untuk menunjuk kembali Korea Utara sebagai negara pendukung aksi terorisme. Pernyataan Tillerson itu mengindikasikan bahwa pemerintahan Donald Trump memang menggunakan isu ini sebagai sarana untuk menekan rezim Pyongyang lewat arah kebijakan baru AS terhadap Korea Utara, ‘tekanan dan keterlibatan maksimal’.
Korea Utara pernah ditetapkan sebagai negara pendukung terorisme pada tahun 1988 setelah peristiwa peledakan sebuah pesawat penumpang Korea Selatan satu tahun sebelumnya. 20 tahun kemudian, di tahun 2008, Korea Utara dicabut dari daftar hitam itu karena Pyongyang membongkar menara pendingin reaktor nuklir Yongbyeon, dan menyetujui verfikasi atas program nuklirnya.
Awal bulan ini, Majelis Rendah AS secara mutlak mengadopsi rancangan bipartisan untuk menyerukan Korea Utara ditunjuk kembali sebagai negara pendukung aksi terorisme. Pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, serta kasus lainnya yang memenuhi persyaratan menjadi pertimbangan untuk memasukkan kembali Pyongyang ke dalam daftar pendukung aksi terorisme. Kementerian Luar Negeri AS dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk memasukkan kembali Korea Utara dalam daftar.
Sebenarnya sanksi tambahan dengan memasukkan kembali Pyongyang dalam daftar pendukung terorisme tidak memiliki efek yang kuat, karena rezim Pyongyang sudah berada di bawah sanksi Dewan Keamanan PBB, juga sanksi terpisah dari Washington. Namun demikian, dengan dimasukkannya kembali Korut ke dalam daftar, AS dapat menunjukkan tekad kuatnya untuk menuntaskan isu nuklir Korea Utara dengan mengambil semua sarana yang memungkinkan. |
|
Daftar 