|
Korea Utara Menunjukkan Kemampuan Rudal yang Lebih Maju dalam Serangkaian Provokasi Akhir-Akhir ini |
|
2017-06-15
|
| |
Menteri Pertahanan AS James Mattis mengatakan bahwa hal yang paling mendesak dan berbahaya bagi perdamaian dan keamanan dunia adalah Korea Utara. Dalam pernyataan tertulis kepada Komisi Angkatan Senjata DPR pada tgl.12 Juni, Mattis mengatakan tindakan provokatif dari rezim Kim Jong-un tidak berkurang, meskipun ada sanksi dari PBB. Korea Utara telah menguji tembak 11 rudal untuk tahun ini, termasuk 5 rudal setelah pemerintahan Moon Jae-in diluncurkan pada tgl.10 Mei.
Lima rudal yang diuji tembak Korea Utara baru-baru ini merupakan sebagian dari 7 jenis rudal baru yang dipertunjukkan pada saat pawai militer pada tgl.15 April lalu. Dua jenis yang lain dipercayai sebagai rudal balistik antar benua-ICBM. Pada tgl. 10 Juni, harian resmi Korea Utara Rodong Shimun mengklaim bahwa rezim Pyongyang tidak lama lagi akan meluncurkan ICBM. Para pengamat militer memprediksi akan dibutuhkan 2 hingga 3 tahun bagi Korea Utara untuk benar-benar mengerahkan ICBM dalam pertempuran, tapi juga muncul kekhawatiran bahwa Korea Utara mungkin melakukan uji coba peluncuran ICBM dalam tahun ini.
Sementara itu, pemerintahan Moon Jae-in di Seoul menyetujui sejumlah permintaan dari kelompok sipil Korea Selatan untuk menghubungi Korea Utara, seiring posisi fleksibel ke arah pertukaran antar Korea tingkat swasta. Namun Pyongyang menolak kunjungan kelompok sipli Korea Selatan ke Korea Utara, dengan menyalahkan pemerintah Seoul yang mendukung sanksi internasional.
Korea Utara diperkirakan akan lebih memfokuskan upaya pada provokasi kekuatan tinggi untuk beberapa waktu mendatang guna mendominasi negosiasi ke depan. Dalam situasi tersebut, hubungan antar Korea tidak mungkin membaik dalam waktu dekat. Pertemuan pucuk pimpinan Korea Selatan dan AS yang akan digelar selama dua hari mulai tgl. 29 Juni mendatang. Pertemuan itu diharapkan akan menyediakan momentum untuk menuntaskan masalah nuklir Korea Utara. |
|
Daftar 