Prospek Situasi Seputar Semenanjung Korea ke Depan Menyusul Sidang Majelis Umum PBB Baru-Baru ini |
2017-09-28
|
|
Ancaman nuklir Korea Utara telah menjadi agenda utama dalam sesi ke-72 Sidang Majelis Umum PBB pekan lalu. Peringatan AS terhadap pengembangan nuklir, dan reaksi dari Korea Utara mendorong ketegangan bilateral meningkat hingga ke titik kritis. Pada hari pertama sidang PBB, tgl. 19 September, Presiden Donald Trump mengatakan pada pidatonya bahwa Washington akan ‘menghancurkan sepenuhnya Korea Utara’, jika dipaksa untuk membela negaranya ataupun sekutu-sekutunya, dengan menyebut pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sebagai ‘pria roket’.
Pada tgl. 21 September, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengeluarkan sebuah kritikan pedas terhadap kata-kata Trump. Pemimpin Kim menyatakan dirinya akan mempertimbangkan ‘tindakan balasan paling keras dalam sejarah’, dan memperingatkan bahwa apapun yang diharapkan Trump, maka dia akan menerima hasil yang melebihi ekspektasinya.
Sementara itu, pada tgl. 21 Setpember, Trump mengeluarkan sebuah perintah eksekutif baru yang ditujukan untuk memotong sumber-sumber pemasukan dana ke Korea Utara. Ini jelas pilihan terkuat lain selain tekanan militer, yang dapat digunakan oleh Trump yang mengancam akan menghancurkan Korea Utara sepenuhnya.
Pada tgl. 25 September, Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho menyatakan kritikan terbaru Presiden AS Donald Trump terhadap Pyongyang sebagai deklarasi perang terhadap negaranya. Washington juga mengungkapkan akan mengambil semua pilihan untuk membela negaranya dan sekutu-sekutunya. Muncul kekhawatiran bahwa konfrontasi sengit antara kedua negara akan memicu ketegangan di Semenanjung Korea lebih jauh lagi. |
|