KBS WORLD Radio
Pertemuan segi-6
Pertemuan Pertama
Pertemuan ke-2
Pertemuan ke-3
Pertemuan tahap
ke-4 (Sesi pertama)
Pertemuan ke-4
(sesi ke-2)
Pertemuan tahap
ke-5 (sesi pertama)
Pertemuan ke-5
(sesi kedua)
Pertemuan ke- 5
(sesi 3)
Pertemuan tahap
ke-6
Pertemuan ketua
juru runding sesi
pertama pertemuan
segi-6 tahap ke-6
Sesi kedua dalam
Pertemuan segi 6
tahap ke-6
Pertemuan ketua
juru runding sesi
kedua pertemuan
segi-6 tahap ke-6
Negara pemilik nuklir
di dunia
Untitled Document
   
Garis Besar
Waktu dan tempat 18~20 Juli, 2007 di Beijing, China
Ketua Juru runding  Chun Yung-woo, Direktur Bagian Urusan Negosiasi Perdamaian dan Keamanan Semenanjung Korea dari Departemen Luar Negeri dan Perdagangan.
   Kim Kye-kwan : Wakil Menlu Korea Utara
   Christopher Hill : Asisten Menteri Urusan Asia Timur dan Pasifik dari Depatemen Luar Negeri AS.
   Wu Dawei : Wakil Menlu Cina
   Kenichiro Sasae : Kepala Bagian Urusan Asia dan Oseania dari Departemen Luar Negeri Jepang.
   Vladimir Rakhmanin: Duta besar dari Departemen Luar Negeri Rusia.
Hasil

Pertemuan ketua juru runding nuklir dari 6 negara diadakan di Beijing pada Juli 2007. Pertemuan itu dilaksanakan 4 bulan setelah sesi pertama pertemuan segi 6 tahap ke-6 memasuk resesi tanpa hasil apapun pada bulan Maret lalu, karena konflik keuangan terkait pembekuan dana Korea Utara di Banco Delta Asia di Macau. Pada pertemuan Juli, ketua juru runding membahas isu yang gagal mereka tangani dalam pertemuan sebelumnya, seperti pelumpuhan nuklir Korea Utara dan deklarasi program nuklirnya. Mereka menegaskan kembali perlunya pelumpuhan nuklir Korea Utara dengan segera dan melaporkan, pemasokan energi , bantuan kemanusian setara 950 ribu ton bahan bakar minyak kepada Korea Utara , dan perjanjian mereka untuk memenuhi obligasi mereka yang berikutnya.
Mereka juga setuju untuk mengadakan pertemuan tingkat kerja sebelum akhir Agustus dan mengadakan sesi kedua pertemuan segi 6 pada awal September, dan pertemuan tingkat menteri luar negeri dari 6 negara dalam waktu secepat mungkin. Setelah pertemuan tidak resmi itu semua anggota mengumumkan ‘komunike untuk pers’, bukan pernyataan ketua.

Persetujuan
Para peserta menegaskan kembali, mereka akan menjalankan persetujuan yang tercapai dalam pertemuan sebelumnya.
Mereka sepakat bahwa

· Mereka akan melaksanakan secara setia Pernyataan Bersama 19 September 2005 dan Kesepakatan 13 Pebruary 2007.
· Korea Utara akan memenuhi janjiannya untuk menyelesaikan Pernyataan Program dan Pelumpuhan fasilitas nuklirnya.
· Korea Utara akan menerima bantuan ekonomi, energi dan kemanusiaan setara dengan 950.000 ton minyak solar.
· Semua peserta akan memenuhi kewajiban mereka yang disetujui pada 19 September dan persetujuan 13 Februari.
Tindakan untuk melaksanakan persetujuan

· Sebelum akhir Agustus, kelompok kerja akan mengadakan pertemuan tingkat kerja yang membahas 5 agenda utama. (Denuklirisasi Semenanjung Korea, normalisasi hubungan antara Korea Utara dan AS, normalisasi hubungan Korea Utara dan Jepang, kerjasama ekonomi dan energi, dan mekanisme perdamaian dan keamanan Asia Timur Laut)
· Mereka akan mengadakan sesi kedua pertemuan segi 6 putaran ke-6 pada awal September untuk mendengar hasil pertemuan tingkat kerja dan pembuatan peta jalan (roadmap) untuk melaksanakan persetujuan. • Mereka akan mengadakan pertemuan tingkat menteri dalam waktu secepat mungkin.
<Komunike untuk pers ketua delegasi pertemuan segi 6 tahap ke-6>
Di Beijing, 20 Juli 2007

Ⅰ. Pertemuan ketua juru runding pertemuan segi 6 tahap ke-6 dibuka di Beijing dari 18 hingga 20 Juli 2007.

Chun Yung-woo, direktur bagian urusan negosiasi perdamaian dan keamanan Semenanjung Korea dari Departemen Luar Negeri dan Perdagangan.
Kim Kye-kwan : Wakil Menlu Korea Utara
Christopher Hill : Asisten Menteri Urusan Asia Timur dan Pasifik dari Depatemen Luar Negeri AS.
Wu Dawei : Wakil menlu Cina
Kenichiro Sasae : Kepala Bagian Urusan Asia dan Oseania dari Departemen Luar Negeri Jepang.
Vladimir Rakhmanin: Duta Besar dari Departemen Luar Negeri Rusia,
hadir dalam pertemuan itu sebagai ketua juru runding.

Wakil menlu RRC, Wu Dawei mengetuai pertemuan itu.

Ⅱ.Peserta meninjau kembali pekerjaan dan perkembangan sejak sesi pertama pertemuan segi 6 tahap ke-6 , dan menyampaikan kepuasan terhadap upaya konstruktif oleh semua peserta untuk memajukan proses pertemuan segi 6, dan menyambut terwujudnya secara nyata konsultasi dan koordinasi bilateral yang produktif untuk meningkatkan kepercayaan dan memperbaiki hubungan satu sama lain.

Ⅲ. Untuk denuklirisasi Semenanjung Korea, normalisasi hubungan antara negara terkait dan melanjutkan perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Timur Laut, 6 perserta mengadakan pembahasan secara jujur dan praktis tentang pekerjaan selama periode tahap berikutnya dan mencapai konsensus umum sebagai berikut :

1. Peserta menegaskan kembali bahwa mereka akan setia dan jujur melaksanakan perjanjian mereka dalam Pernyataan Bersama 19 September 2005 dan Persetujuan 13 Pebruari 2007.
2. Korea Utara menegaskan kembali bahwa pihaknya akan setia melaksanakan janjinya untuk melaporkan semua program nuklir dan melumpuhkan semua fasilitas nuklir yang ada.
3. Bantuan Ekonomi, energi dan kemanusiaan setara 950.000 ton minyak solar akan diberikan kepada Korea Utara.
4. Semua peserta berjanji untuk melaksanakan semua janji mereka seperti yang dinyatakan pada 19 September Pernyataan Bersama dan 13 Pebruari sesuai dengan prinsip “aksi banding aksi”.

Ⅳ. Untuk melaksanakan konsensus umum tersebut, perserta memutusksan untuk mengambil langkah berikutnya:

1. Sebelum akhir Agustus, kelompok tingkat kerja untuk denuklirisasi Semenanjung Korea, normalisasi hubungan korut-AS, normalisasi hubungan Korut-Jepang, kerjasama ekonomi dan energi dan pembangunan mekanisme perdamaian dan keamanan Asia Timur Laut akan membahas rancangan untuk pelaksanaan konsensus umum.
2. Pada awal September, peserta akan mengadakan sesi kedua pertemuan ke-6 di Beijing untuk mendengar hasil laporan dari pertemuan tingkat kerja dan membuat peta jalan (roadmap) untuk implimentasi konsensus umum.
3. Setelah sesi kedua pertemuan segi 6 tahap ke-6, peserta akan mengadakan pertemuan tingkat menteri di Beijing secepat mungkin untuk konfirmasi dan mempromosikan pelaksanaan Persetujuan dan Konsensus umum 19 September dan 13 Februari, dan mencari jalan serta cara untuk meningkatkan kerjasama keamanan di kawasan Asia Timur Laut.
Perkembangan pertemuan.
Latar belakang pertemuan
Pembukaan kembali pertemuan oleh ketua negosiasi segi 6 membutuhkan lebih banyak waktu daripada dugaan semula. Sesi pertama pertemuan segi 6 dihentikan pada 22 Maret 2007, karena konflik rekening Korea Utara di Banco Delta Asia. Masalah keuangan itu terjadi saat Korea Utara menuntut keras pencairan 25 juta dolar yang dibekukan di bank delta Asia di Macao, yang masuk daftar hitam AS dengan tuduhan membantu tindakan pencucian uang dan kegiatan keuangan ilegal lain Korea Utara. AS dan Korea Utara akhirnya menyetujui pencairan dana Korea Utara itu, setelah pertemuan segi 6 tahap ke-6. Tetapi uangnya tidak disampaikan kepada Korea Utara, dan hal itu menjadi hambatan dalam negosiasi. Korea Utara memboikot pertemuan, menunggu transfer uang. Pertemuan akhirnya berakhir tanpa perkembangan apapun pada Maret. Setelah menuntaskan isu itu, ketua juru runding segi 6 baru bisa membuka kembali pertemuan multilateral itu pada bulan Juli.

Serangkaian pertemuan bilateral antara Pyongyang dan Washington
Sehari sebelum pertemuan, delegasi dari Korea Utara dan AS mengadakan serangkaian pertemuan di kedutaan besar satu sama lain. Pyeongyang menekankan bahwa pihaknya akan memutuskan untuk membuang program nuklirnya jika diberikan imbalan yang sesuai dengan secara tepat, sedangkan Washington mengatakan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan tuntutan Korea Utara sebanding dengan tingkat denuklirisasi Korea Utara , yakni penghapusan Korea Utara dari daftar pendukung teroris dan penyelesaian sanksi terhadap Korea Utara di bawah UU perdagangan dengan musuh.

Pertemuan ketua juru runding
Ketua juru runding 6 negara mengadakan negosiasi dari 18 hingga 20 Juli untuk memeriksa status pertemuan nuklir belakangan ini dan secara intensif membahas cara pelaksanaan langkah kedua denuklirisasi yang dijanjikan pada bulan 13 Pebruari. Selama pertemuan, mereka mengecilkan selisih pandangan dan menyusun konsep tentang langkah utama yang harus diambil, supaya meletakkan batu sendi untuk negosiasi berikut.

Penerapan komunike untuk pers
Pada awalnya mereka berupaya untuk menerapkan pernyataan ketua tetapi akhirnya hanya merilis komunike unutk pers saja, mempertimbangkan persetujuan itu tercapai dalam pertemuan yang tidak resmi.

Isu utama dan hasilnya
Peserta lebih fokus pada pelaksanaan kesepakatan sebelumnya dan membuka kembali pertemuan berikutnya daripada kesepakatan negosiasi yang baru.

Persetujuan pelaksanaan kesepakatan 13 Pebruari
Korea Utara menegaskan kembali janjinya untuk melumpuhkan nuklir dan deklarasi , dan peserta lain menegaskan kembali akan melaksanakan isi persetujuan dengan setia, seperti memasok bantuan ekonomi dan energi setara 950 ribu ton minyak solar kepada Korea Utara.

Pertemuan tingkat kerja
Juru ruding setuju untuk mengadakan 5 sektor pertemuan tingkat kerja sebelum akhir Agustus untuk membuka kembali pertemuan segi 6.

Pembukaan Sesi kedua pertemuan segi 6 tahap ke-6
Berdasarkan hasil pertemuan tingkat kerja, mereka berjanji untuk mengadakan sesi kedua pertemuan segi 6 tahap ke-6 pada awal September dan membuat peta jalan untuk melaksanakan tindakan denuklirisasi langkah kedua.

Pertemuan tingkat menteri luar negeri
Menteri luar negeri dari 6 negara akan mengadakan pertemuan secepat mungkin untuk memudahkan pelaksanaan kesepakatan 19 September dan 13 Pebruari , dan mencari jalan untuk meningkatkan kerjasama keamanan di kawasan Asia Timur Laut.

Evaluasi
Waktu periode resesi pertemuan segi 6 pada bulan Maret lebih panjang daripada dugaan semula, karena konflik tentang pengiriman dana Korea Utara di BDA. Ketua juru runding yakin kegiatan mereka menunjukkan kemajuan walau sedikit, karena mereka menyetujui tentang jadwal untuk pembukaan pertemuan berikutnya dan berjanji untuk mengadakan pertemuan tingkat menteri juga. Apa yang juga diperhatikan, Korea Utara tidak mengeluarkan tuntutan baru yang akan bisa menghambat lagi negosiasi itu.