
Sejak memasuki bulan April ini, nilai tukar won Korea terhadap dolar amerika anjlok tajam. Minggu lalu, mata uang Korea diperdagangkan setelah jatuh dari level psikologis penting 1.060 won terhadap dolar AS, memicu spekulasi bahwa nilai tukar won dolar mungkin jatuh ke level tiga digit.
Salah satu faktor dibalik penguatan cepat won adalah penurunan risiko terkait Korea Utara. Ketegangan di Semenanjung Korea yang mereda dalam beberapa bulan terakhir di tengah suasana rekonsilasi antara dua Korea dan ekspektasi atas KTT antara Korea Utara dan AS, maka lebih banyak investor yang memilih won. Faktor lain adalah spekulasi yang berkembang bahwa tidak mudah bagi otoritas keuangan untuk campur tangan di pasar valuta asing. Jika pemerintah Korea ikut campur dalam pasar valuta asing sebelum AS merilis laporan valuta asing tahun ini, maka Korea akan ditunjukkan sebagai manipulator mata uang untuk menghadapi tekanan ekonomi yang kuat. Selain itu, kontroversi atas masuknya kesepakatan rahasia dalam revisi perjanjian perdagangan bebas antara Korea Selatan dan AS, memicu fluktuasi nilai tukar won terhadap dolar. Pemerintah Korea dengan tegas membantah adanya kaitan antara revisi FTA dan perjanjian mata uang. Namun melihat dari peningkatan rasa takut persengketaan dagang antara AS dan China, ada kekhawatiran terhadap kemungkinan munculnya Perjanjian Plaza yang kedua.
33 tahun yang lalu, AS menilik kembali yen Jepang dan Mark Jerman masing-masing sebesar 66% dan 57% selama dua tahun, untuk menyelesaikan masalah ekonomi mereka. Kenaikan tajam yen, secara khusus mendorong melemahnya daya saing eksportir dan runtuhnya gelembung di pasar properti domestik. Apabila AS memaksa won Korea untuk dihargai sama seperti yang dilakukan terhadap yen Jepang di tahun 1985, tindakan itu akan memberi pukulan besar pada ekonomi Korea yang sangat bergantung pada ekspor. Mungkin targetnya adalah China, bukan Korea Selatan seperti prediksi profesor Kim. Namun demikian, masalah juga akan muncul. Itulah mengapa pemerintah Seoul perlu untuk menyediakan penanggulangan yang lebih mendasar.