Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Program Spesial

9. Aset budaya Korea yang dirampas dan dibawa ke luar negeri akan dikembalikan

2010-12-17

9. Aset budaya Korea yang dirampas dan dibawa ke luar negeri akan dikembalikan
Tahun ini, ada kemajuan yang signifikan yang diupayakan oleh pemerintah Korea Selatan guna menarik kembali aset-aset yang dijarah dan dibawa ke luar negeri pada masa silam. Sebagian aset budaya itu akan dikembalikan ke Korea Selatan. Kedua menteri luar negeri Korea Selatan dan Jepang setuju pada 8 November bahwa Jepang akan mengembalikan 1.205 buku kuno Korea yang diambil dari Semenanjung Korea oleh Jepang di masa kolonial. Buku-buku Korea termasuk catatan kerajaan dan protokol upacara ritual yang disebut "Joseon Wangsil Uigwe."

Selain itu, buku kuno Korea yang dijarah oleh tentara Prancis pada pertengahan abad ke-19 juga akan dikembalikan ke Korea Selatan.

Dalam pertemuan pada tanggal 12 November, Presiden, Lee Myung-bak dan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy sepakat bahwa Prancis akan mengembalikan buku kuno Korea berasal dari perpustakaan kerajaan Korea "Oegyujanggak", kepada Korea Selatan untuk disimpan di Museum Nasional Korea. Buku-buku, yang saat ini disimpan di Perpustakaan Nasional Prancis, diambil dari sebuah fasilitas di Pulau Ganghwa ketika Prancis menginvasi pulau itu pada tahun 1866. Meskipun buku-buku yang dikembalikan ke Korea dalam bentuk pinjaman, Korea Selatan akan bisa memperpanjang waktu pinjaman tanpa batas waktu, sehingga secara de facto buku itu bisa dikatakan pengembalian secara nyata. Namun, proses kembalinya aset budaya ini diperkirakan tidak mudah, karena beberapa kelompok di Jepang dan Prancis sangat menentang atas pengembalian itu.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >