Menlu Korsel dan Indonesia Bertemu di Seoul, Bahas Lanjutan Proyek KF-21
2024-03-19 14:40:05
Udara panas di Korea Selatan mencatat titik tertinggi pada tanggal 1 Agustus sejak Badan Meteorologi Korea (KMA) mulai mengumpulkan data pada tahun 1907. Suhu udara di daerah Hongcheon mencapai 41 derajat Celsius dan beberapa daerah di Provinsi Gyeonggi suhu pada sore hari juga melebihi 40 derajat Celsius.
Sementara itu, suhu udara di Seoul pada hari sama mencapai 39,6 derajat Celsius.
Sebelumnya, suhu ekstrim sebesar 40 derajat Celcius tercatat di kota Daegu di provinsi Gyeongsang Utara pada tanggal 1 Agustus 1942 lalu. Rekor di Kota Daegu diperbarui dalam 76 tahun. Sedangkan suhu udara di Seoul tercatat paling tinggi dalam 111 tahun.
Serangan gelombang panas diprediksi masih akan berlangsung sampai awal bulan Agustus. KMA mengatakan bahwa udara panas datang ketika musim hujan berakhir lebih awal dari biasanya dan tekanan atmosfer yang tinggi dari Pasifik Utara mempengaruhi suhu musim panas di Korea Selatan dengan sangat kuat. Faktor lain penyebab musim panas ekstrim adalah tekanan atmosfer tinggi dari Tibet yang membawa udara panas ke Korea Selatan.
Gelombang panas ekstrim tersebut mengakibatkan kerugian besar bagi Korea Selatan. Menurut data informasi kesehatan dari Badan Asuransi Kesehatan Nasional, rata-rata jumlah pasien terkait udara panas adalah 18 ribu orang pertahun dan sempat mencapai 21 ribu orang pada tahun 2016. Sedangkan data jumlah pasien untuk tahun ini diperkirakan akan melebihi 20 ribu orang.
Kerugian lain terjadi pada kerusakan jalan tol rusak di daerah Hongcheon, kebakaran di beberapa daerah serta kerugian pada pertanian dan peternakan.
Dalam kondisi tersebut pemerintah pusat dan daerah sedang berupaya untuk meredakan udara panas dengan menghentikan pekerjaan di lapangan konstruksi pada siang hari, menurunkan tarif listrik dan langkah-langkah lainnya.
2024-03-19 14:40:05
2024-03-14 15:36:42
2024-02-02 14:21:28