Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Seodong

2018-12-05

© doopedia

Alkisah hiduplah seorang anak bernama Seodong yang tinggal di tepi danau daerah selatan Seoul. Seodong adalah anak dari seorang janda. Dia lahir dari ibunya seorang manusia dan ayahnya jelmaan naga. 


Ketika tumbuh, ia dipanggil dengan nama Madong dan hidup dengan berjualan ubi rambat.


Pada saat itu negerinya, Kerajaan Shilla, dipimpin oleh seorang raja bernama Jinpyeong dan raja itu mempunyai tiga orang putri. 


Putri bungsu yang bernama Seonhwa adalah yang paling cantik dan anggun dari ketiga putri Raja Jinpyeong. 


Seodong pun mendengar kabar tentang Putri Seonhwa yang sangat cantik itu. 


Seodong pun pergi ke Seorabeol, ibu kota kerajaan Shilla, untuk melihat Putri Seonhwa. 


Seodong pergi sambil membawa ubi rambat jualannya ke Seorabeol. Dia membagi-bagikan ubi itu kepada anak-anak di daerah Seorabeol agar ia bisa menjadi akrab dengan mereka. 


Setelah itu, dia membuat sebuah lagu dan mengajari anak-anak itu menyanyikannya. 


Seodong : Bagaimana? Kalian sekarang sudah bisa menyanyikan lagu yang kakak ajarkan ini, kan?


Anak : Iya, kak. Kami sekarang sudah bisa menyanyikannya dengan baik!


Seodong : Bagus, kalau begitu, coba sekarang kalian nyanyikan!


Anak-anak : Putri Seonhwa berpacaran dengan si Madong dan diam-diam membawanya pada malam hari ~~


Lagu itu berkisah tentang Putri Seonhwa yang berpacaran dengan Madong, dan setiap malam, Madong secara diam-diam mendatanginya. 


Seodong pun meminta anak-anak itu menyebarkan lagunya ke seluruh daerah Seorabeol.


Setelah lagu itu tersebar luas di seluruh ibu kota Shilla, sang raja sangat marah kepada putrinya Seonhwa, karena mengira putrinya menyukai seorang penjual ubi.


Raja Jinpyeong : Kamu sudah merendahkan harga diri raja. Kamu tidak pantas ada di istana. Saya putuskan untuk mengusirmu keluar dari kerajaan ini!


Raja pun mengusir dan mengasingkan putrinya ke tempat yang jauh dengan bekal sekantong emas. 


Saat di perjalanan, tiba-tiba Seodong muncul dan menawarkan diri untuk mengantar Putri Seonhwa. 


Seodong : Putri yang cantik, ijinkan saya untuk mengantarkan Anda ke tempat tujuan.


Putri Seonhwa rupanya tertarik dengan sikap sopan Seodong, sehingga mengijinkannya.


Dalam perjalanan yang panjang, Putri Seonhwa dan Seodong saling jatuh cinta. Mereka pun akhirnya memutuskan menikah dan hidup bersama di tempat pengasingan.


Suatu hari Seodong menyarankan Putri Seonhwa agar kembali ke istana. Putri Seonhwa juga setuju dengan pendapat Seodong. 


Namun, Putri Seonhwa sedikit takut karena ayahnya tidak suka dengan Seodong karena Seodong hanyalah seorang penjual ubi rambat.


Ia berniat memberikan emas pemberian ayahnya kepada Seodong.


Seodong : Seonhwa istriku, kamu tidak perlu memberiku emas. Sebenarnya saya juga punya emas. Saya menyimpannya di dalam tanah. Kalau semua emas yang kita miliki kita perlihatkan kepada raja, beliau pasti akan senang dan akan menerima saya.


Dengan bantuan seorang biksu, mereka mengirimkan semua emas yang mereka miliki bersama sebuah surat yang ditulis Seonhwa.


Tak lama kemudian, biksu itu menemui Raja Jinpyeong dan menyerahkan emas dan surat dari putrinya. Ia merasa kagum kepada Seodong. 


Biksu : Wahai raja....Emas ini semua adalah milik Seodong dan Seonhwa. Mereka hidup bahagia dan menghormati Anda. Seodong bahkan meminta putri Anda menjenguk raja, sebagai bakti anak kepada orang tuanya.


Raja Jinpyeong : Mereka berkata begitu? Baiklah. Sampaikan kepada mereka berdua bahwa raja bersedia bertemu dengan mereka.


Raja Jinpyeong pun segera menyuruh Seodong dan Seonhwa kembali ke istana di Seorabeol. 


Saat menemui Seodong, Raja Jinpyeong menyukai dan menghormati Seodong karena sifat dan perilakunya yang baik. 


Akhirnya, Seodong dipercaya Raja Jinpyeong dan diangkat menjadi raja di kerajaan Shilla.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >