Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Tiga Maskapai Penerbangan Bertarif Rendah Ditambahkan, Persaingan Penerbangan Semakin Ketat

2019-03-06

Warta Berita

ⓒ YONHAP News

Kementerian Pertanahan dan Transportasi mengeluarkan lisensi penerbangan internasional bagi tiga maskapai penerbangan bertarif rendah yang baru. Maskapai baru ini dihadirkan setelah 4 tahun sejak maskapai Air Seoul diluncurkan dan dengan ini, Korea Selatan memiliki total 12 maskapai penerbangan. Dengan kehadiran tiga maskapai baru ini, diharapkan keuntungan konsumen meningkat akibat persaingan maskapai yang sengit. Sedangkan sebagian pihak mengkhawatirkan penambahan maskapai karena bidang usaha penerbangan dinilai sudah berada di titik jenuh, yang dibuktikan dengan sulitnya melakukan perekrutan baru dan pengelolaan maskapai.


Tiga maskapai baru tersebut adalah 'Fly Gangwon' berbasis di Yangyang, Provinsi Gangwon, 'Aero K' berbasis di Cheongju, Provinsi Chungcheong Utara, dan 'Air Premia' berbasis di Incheon. 'Air Premia' mengemukakan pihaknya akan mengembangkan penerbangan jarak jauh dari basisnya di Incheon. Maskapai ini harus menggunakan Bandara Incheon sebagai penghubung maskapai penerbangan selama tiga tahun.


Sepertinya, Kementerian Pertanahan dan Transportasi cukup mempertimbangkan soal bandara penghubung maskapai penerbangan sebagai salah satu syarat yang penting dalam memilih maskapai penerbangan baru. Bandara Internasional Yangyang dan Cheongju belum berfungsi secara maksimal, sehingga penambahan maskapai ini dinilai dapat mengaktifkan bandara tersebut. Akan tetapi, ada pihak yang mengatakan syarat itu menjadi belenggu bagi maskapai baru dalam melakukan pengelolaan usahanya.


Pengeluaran lisensi kali ini dinilai sebagai ‘pembebasan pintu’ dalam usaha di dunia penerbangan. Kementerian Pertanahan dan Transportasi mengharapkan adanya renovasi pasar penerbangan dengan mengencangkan persaingan di bidang penerbangan. Artinya, kementerian mengutamakan penguatan daya saing usaha penerbangan dan keuntungan konsumen. Kehadiran maskapai baru ini diperkirakan mempunyai efek dalam memperbaiki layanan dan menurunkan harga tiket karena meningkatkan persaingan antara maskapai. Secara nyata, saat maskapai penerbangan bertarif rendah pertama dioperasikan di Korea Selatan, monopoli jalur penerbangan oleh Korean Air dan Asiana Airlines dipecahkan dan kemudian harga tiketnya turun serta kualitas layanannya meningkat.


Namun demikian, ada pandangan bahwa pasar penerbangan dalam negeri Korea Selatan sudah penuh sehingga sistem persaingan dapat mengancam pengelolaan maskapai penerbangan. Korean Air dan Asiana Airlines telah menyampaikan kekhawatiran mereka. Mereka menunjukkan kekurangan tenaga kerja di bidang penerbangan seperti pilot dan insinyur. Kini banyak dari pilot dan insinyur yang berpindah kerja ke maskapai asing, bahkan maskapai domestik pun menawarkan tenaga kerja maskapai lain untuk pindah kerja di perusahaannya. Namun, pemerintah menanggapi masalah tenaga kerja sebagai hal yang wajar dan pihaknya telah berupaya untuk mengurangi masalah tenaga kerja itu dengan cara menerima daftar nama pilot dalam pemeriksaan lisensi calon maskapai.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >