Menlu Korsel dan Indonesia Bertemu di Seoul, Bahas Lanjutan Proyek KF-21
2024-03-19 14:40:05
Peradilan terhadap mantan Presiden Chun Doo-hwan dilaksanakan dengan dugaan telah menghancurkan pamor atau reputasi orang yang meninggal. ‘Orang yang meninggal’ tersebut adalah mendiang imam Cho Bi-oh yang memberi kesaksian mengenai penembakan dari helikopter saat gerakan kemerdekaan Gwangju 18 Mei 1980. ‘Penghancuran reputasi’ yang dilakukan oleh Chun dimaksudkan dengan kritikan Chun terhadap imam Cho Bi-oh sebagai 'si pembohong' di dalam buku memorialnya.
Chun Doo-hwan mengklaim tidak ada penembakan dari helikopter. Di dalam peradilan kali ini, pihak pengadilan akan memeriksa apakah isi buku memorial Chun mengenai penembakan dari helikopter itu benar atau tidak, serta apakah Chun sengaja mencatat kebohongan tersebut di dalam buku memorial walaupun telah mengetahui kebenarannya. Apabila Chun terbukti bersalah atas penghancuran reputasi terhadap orang yang telah meninggal dengan mencatat kebohongan, dia menerima hukuman penjara maksimal 2 tahun atau hukuman denda maksimal 5 juta won.
Chun Doo-hwan membantah penembakan dari helikopter saat Gerakan Kemerdekaan Gwangju 18 Mei di dalam buku memorialnya. Dia mengklaim dalam buku memorialnya bahwa imam Cho Bi-oh menceritakan kisah yang tidak rasional dan berlebihan meskipun ada kesaksian pejabat militer Angkatan Udara yang berlawanan dengan klaim Cho. Chun mengkritik imam Cho sebagai ‘si pembohong’ yang tidak sesuai gelar ‘imam.’
Panitia Khusus Investigasi Kebenaran Gerakan Kemerdekaan Gwangju 18 Mei dan kejaksaan telah menyimpulkan bahwa ada penembakan dari helikopter. Pihaknya menemukan bekas penembakan di dinding luar lantai 10 dari sebuah gedung di Gwangju yang dijadwalkan untuk direnovasi. Layanan Forensik Nasional menganalisa bahwa bekas penembakan itu terjadi karena peluru dikeluarkan dari helikopter yang tengah menjaga kondisi ‘hovering.’ ‘Hovering’ berarti kondisi dimana pesawat atau helikopter tidak bergerak pada ketinggian tertentu.
Komite Khusus Investigasi Kementerian Pertahanan juga telah mengeluarkan dokumen yang menegaskan fakta tersebut. Angkatan Darat mengeluarkan penembakan dari helikopter ke arah warga masyarakat Gwangju pada tgl.21 dan 27 Mei tahun 1980. Menurut komite, fakta tersebut diputarbalikan melalui catatan pihak militer. Pengemudi helikopter pada waktu itu menyatakan mereka mengemudikan helikopter namun tidak mengeluarkan tembakan, dan sejumlah pengemudi menolak investigasi terhadap dirinya. Namun, hasil terakhir dari komite tersebut mengatakan sejumlah helikopter dari 40 helikopter yang direkrut mengeluarkan tembakan kepada warga masyarakat Gwangju, serta Angkatan Udara telah menyiapkan pesawat tempur yang dilengkapi senjata.
Kejaksaan menyatakan Chun berbohong dengan mengatakan dia tidak tahu adanya penembakan dari helikopter. Jika Chun sengaja mencatat imam Cho sebagai pembohong walaupun telah mengetahui kebenaran, dia bersalah atas penghancuran reputasi. Mantan Presiden Chun Doo-hwan melakukan kudeta pada tgl.12 Desember tahun 1979 lalu dan terpilih sebagai presiden melalui pemilihan tidak langsung setelah menindas Gerakan Kemerdekaan Gwangju 18 Mei.
2024-03-19 14:40:05
2024-03-14 15:36:42
2024-02-02 14:21:28