Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Jenderal Korea Selatan akan Pimpin Latihan Bersama untuk Uji Kesiapan Seoul Transfer OPCON

2019-06-04

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Latihan militer gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan akan berlangsung pada bulan Agustus mendatang, berfokus pada penilaian kemampuan operasional awal (IOC) dari komando gabungan di masa depan. Komando gabungan di masa depan merujuk pada sistem komando pasukan gabungan (CFC) Korea Selatan dan Amerika Serikat, setelah hak kontrol operasi masa perang (OPCON) diambil alih oleh pasukan Korea Selatan. OPCON saat ini dimiliki oleh pasukan AS.


OPCON pasukan Korea Selatan telah diambil oleh Komando Pasukan PBB ketika Perang Korea terjadi. Setelah itu, OPCON dimiliki oleh CFC Korea Selatan dan AS. Jenderal pasukan AS menjabat sebagai ketua CFC dan jenderal pasukan Korea Selatan bertugas sebagai wakil ketuanya. Pada tahun 1994, hak kontrol operasi masa damai telah ditransfer kepada Korea Selatan, sementera OPCON direncanakan akan diambil alih secara tunggal oleh pasukan Korea Selatan pada tahun 2012. Namun, peningkatan ancaman nuklir dan rudal Korea Utara membuat transfer OPCON harus ditunda dan bahkan berubah menjadi transfer bersyarat.


Syarat pertama dari tiga syarat untuk transfer OPCON mengarah pada kesediaan militer inti dari pasukan Korea Selatan untuk memimpin pertahanan gabungan Korea Selatan dan AS. Kedua, pasukan Korea Selatan harus memiliki kemampuan tanggapan awal atas ancaman nuklir dan rudal Korea Utara. Saat ini, Korea Selatan dirasa cukup memenuhi kedua syarat tersebut. Sedangkan syarat ketiga adalah lingkungan keamanan regional dan Semenanjung Korea yang menyesuaikan diri dalam transfer OPCON. Ini adalah masalah rumit yang sulit dievaluasi karena lingkungan keamanan itu berubah-ubah setiap saat.


Latihan militer gabungan pada bulan Agustus mendatang akan menguji coba syarat pertama dari ketiga syarat tersebut. Jenderal pasukan Korea Selatan akan menjabat sebagai ketua komando gabungan di masa depan, sementara wakil ketuanya dijabat oleh jenderal pasukan AS. Di bawah CFC, komando pasukan angkatan darat dan laut ditangani militer Korea Selatan dan komando pasukan angkatan udara akan dipimpin oleh militer AS. Jika tranfer OPCON terlaksana, maka pasukan militer Korea Selatan memainkan peran sebagai pimpinan dan pasukan militer AS berperan sebagai pendukung. Jenderal Korea Selatan akan mengendalikan pasukan Korea Selatan dan juga pasukan AS di Korea Selatan. Artinya, pasukan militer AS untuk pertama kalinya akan dikontrol oleh pasukan luar negeri.


Dalam pertemuan menteri pertahanan antara Korea Selatan dan AS di Seoul pada tanggal 3 Juni, keduanya menilai adanya kemajuan yang signifikan untuk memenuhi syarat dalam transfer OPCON. Keduanya juga sepakat akan memilih jenderal Korea Selatan untuk memimpin komando gabungan di masa depan yang tidak merangkap sebagai Ketua Kepala Staf Gabungan. Ada yang berspekulasi bahwa transfer OPCON akan lebih cepat dilakukan jika uji kemampuan operasional Seoul berhasil. Korea Selatan dan AS akan melakukan uji kemampuan operasional sepenuhnya pada tahun 2020 dan tes kemampuan untuk menunaikan misi penuh pada tahun 2021. Apabila prosedur itu berlanjut dengan baik, transfer OPCON mungkin akan terwujud pada tahun 2022 yang akan datang.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >