Menlu Korsel dan Indonesia Bertemu di Seoul, Bahas Lanjutan Proyek KF-21
2024-03-19 14:40:05
2019-06-07
Prediksi penurunan volume ekspor industri utama pada semester kedua tahun ini yang dikeluarkan oleh Institut Penelitian Ekonomi Korea Selatan (KERI) dinilai sebagai awal peringatan dalam situasi yang kacau terkait revolusi industri keempat dan restrukturisasi ketertiban perdagangan dunia. Prediksi dari KERI tidak membaik karena pihaknya memperkirakan volume ekspor di bidang semikonduktor, perangkat telekomunikasi nirkabel, dan lainnya akan menurun 6-20%. KERI juga memperkirakan volume ekspor di bidang perkapalan, otomotif, baja, dan lainnya akan menjaga posisi yang sama atau mengalami sedikit kenaikan 2-3%. Prediksi tersebut berarti kondisi ekonomi Korea Selatan pada semester kedua terasa negatif. Alasan utamanya karena perekonomian Korea Selatan memiliki ketergantungan pada ekspor, dan bidang-bidang yang disebutkan adalah industri utama ekspor Korea Selatan.
Prediksi penurunan ekspor industri utama diakibatkan karena efek dasar dibandingkan tahun lalu, penurunan harga, perubahan lingkungan perdagangan, dan lainnya. Masalahnya unsur-unsur tersebut tetap memberikan pengaruh negatif pada ekspor Korea Selatan di masa depan. Misalnya, ekspor semikonduktor mengalami selisih penurunan yang cukup lebar karena ekspor tahun lalu menunjukkan prestasi yang luar biasa. Namun, struktur industri yang terfokus pada semikonduktor tipe memori volatil telah menghadapi batasnya. Selain itu, konflik perdagangan antara Amerika Serikat dan China semakin memanas, dan Korea Selatan terpaksa ikut terpengaruh. Perusahaan-perusahaan terkait, giat mengeluarkan langkah lanjutan untuk menghadapi masa depan yang tidak menentu. Samsung Electronics, SK Hynics, dan lainnya juga berencana melakukan restrukturisasi untuk melepaskan diri dari bentuk ekspor yang didominasi oleh semikonduktor tipe memori volatil. Hyundai Motors juga menjalankan strategi jangka panjang untuk mendominasi pasar dengan teknologi mobil masa depan termasuk mobil hidrogen. Perusahaan perkapalan juga telah mengalami kemajuan melalui restrukturisasi skala besar.
Namun, upaya-upaya dari perusahaan juga mempunyai batasnya. Konflik perdagangan antara AS dan China menimbulkan restrukturisasi ketertiban perdagangan dunia secara keeluruhan. Langkah AS yang membatasi perusahaan China Huawei dinilai sebagai perang teknologi. Demikian pula perusahaan Korea Selatan dinilai dapat diserang oleh negara manapun.
Ada pihak yang mengkhawatirkan sanksi AS terhadap perusahaan teknologi informasi China dapat berlanjut hingga ke industri semikonduktor Korea Selatan. Saat ini, Korea Selatan mendominasi pasar semikonduktor tipe memori volatil. Karena itu, Korea Selatan dapat menerima serangan dari AS, Jepang, China, dan lainnya. Untuk menghadapi kekhawatiran serupa, Samsung Electronics tengah mencari langkah selanjutannya.
Sementara itu, prediksi ekspor industri utama dapat berubah ke fase pemulihan pada semester pertama tahun depan. Namun, belum dipastikan situasi yang terasa optimis akan datang atau tidak akibat unsur yang masih tidak stabil. Oleh sebab itu, industri utama harus memfokuskan diri untuk meningkatkan daya saing, dan juga menghadapi perubahan ketertiban perdagangan secara saksama dan sensitif. Selain itu, harus ada dukungan pemerintah dari sisi kebijakan dan diplomasi guna menjaga industri utama yang mempertahankan perekonomian Korea Selatan dan daya gerak pertumbuhan.
2024-03-19 14:40:05
2024-03-14 15:36:42
2024-02-02 14:21:28