Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Korsel Setuju Sisihkan Satu Triliun Won untuk Atasi Pembatasan Perdagangan Jepang

2019-08-05

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Langkah pemerintah Korea Selatan untuk ’meningkatkan daya saing di bidang bahan baku, suku cadang, dan peralatan’ adalah langkah dasar dalam menghadapi pembatasan ekspor Jepang. Jepang mampu bertindak seenaknya dengan mencabut Korea Selatan dari daftar negara putihnya karena status Jepang di bidang industri bahan baku, komponen, dan sebagainya, lebih tinggi daripada Korea Selatan. Korea Selatan juga memiliki ketergantungan tinggi pada impor bahan tersebut dari Jepang. Langkah pemerintah Korea Selatan kali ini dikeluarkan untuk menangani gangguan Jepang dan memecahkan masalah dasar untuk membuat loncatan baru di bidang manufaktur Korea Selatan. Jika rencana pemerintah tersebut dapat terwujudkan dengan baik, maka peristiwa kali ini diperkirakan menjadi peluang baru dalam mengatasi krisis.


Korea Selatan mengalami defisit perdagangan terhadap Jepang di bidang industri bahan baku, suku cadang dan peralatan. Diantara volume impor dari Jepang tahun 2018, yaitu 54,6 miliar dolar Amerika, rasio impor bahan baku, suku cadang dan peralatan mencapai 68%. Sementara pada tahun lalu sendiri dari total defisit perdagangan Korea Selatan terhadap Jepang sebesar 24,1 miliar dolar Amerika, sebanyak 93% atau 22,4 mliar dolar Amerika berasal dari ketiga bidang tersebut.


Pemerintah Korea Selatan terus berupaya untuk membesarkan bidang bahan baku, suku cadang dan peralatan memasuki tahun 2000. Nilai produksi meningkat tiga kali lipat menjadi 786 triliun won pada tahun 2017, dari sebelumnya hanya 240 triliun won pada tahun 2001 lalu. Ekspor pada periode yang sama juga meningkat drastis menjadi 340,9 miliar dolar Amerika dari sebelumnya 64,6 miliar dolar Amerika. Neraca perdagangan yang mengalami defisit sebesar 900 juta dolar Amerika pada tahun 2001 lalu mencatat surplus pada tahun lalu sebesar 137,5 miliar dolar Amerika.


Walaupun industri terkait mengalami pertumbuhan, rasio ketergantungan  terhadap Jepang tetap tinggi akibat teknologi di industri tercanggih. Rasio lokalisasi  bahan baku, suku cadang dan peralatan dalam negeri Korea Selatan juga tetap berada pada kisaran 60% pada tahun 2017 lalu. Angka itu tidak berubah dibandingkan tahun 2001 lalu. Khususnya, rasio lokalisasi di bidang industri tercanggih seperti semikonduktor, layar monitor, dan lainnya tidak dapat mencapai 50%.


Dengan alasan tersebut, langkah pemerintah Korea Selatan kali ini dikeluarkan untuk memecahkan masalah mendasar dari industri Korea Selatan, baik dalam hal penyediaan distribusi produk yang dibutuhkan, maupun dukungan dari sisi pengembangan, perpajakan, dan sebagainya. Bahan baku, suku cadang dan peralatan adalah unsur produksi utama di bidang manufaktur. Namun, pengembangan bidang tersebut tidak hanya membutuhkan banyak waktu dan upaya, tetapi yang terpenting adalah kemampuan teknologi yang memadai. Untuk membuahkan hasil yang baik dari langkah pemerintah kali ini, dukungan jangka panjang harus disediakan dan kebijakan pemerintah juga harus terus dipertahankan.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >