Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Militer Korsel Lakukan Latihan Pertahanan Teritorial Laut Timur

2019-08-31

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Latihan pertahanan pulau Dokdo pertama untuk tahun 2019 diadakan dengan nama barunya ‘Latihan Pertahanan Teritorial Laut Timur’ pada tanggal 25 dan 26 Agustus. Terkait dengan latihan tersebut, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan latihan militer Korea Selatan itu tidak produktif dalam menyelesaikan konflik antara Korea Selatan dan Jepang, dan kemudian mendesak kedua negara untuk berdiskusi demi menyelesaikan konflik itu.


Latihan Pertahanan Teritorial Laut Timur itu dipimpin oleh Angkatan Laut Korea Selatan pada hari pertama dan kemudian dipimpin oleh Kepolisian Maritim Korea Selatan pada hari kedua. Pada latihan hari pertama, 10 unit kapal dari Angkatan Laut dan Kepolisian Maritim Korea Selatan dikerahkan, termasuk kapal Aegis yang berbobot 7.600 ton, yaitu Kapal Sejongdaewang. Selain itu, Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat dan armada perang khusus UDT/SEAL juga ikut ambil bagian. Pengerahan tenaga militer Angkatan Darat dalam latihan pertahanan pulau Dokdo juga dilakukan untuk pertama kalinya.


Untuk latihan hari kedua, 3 unit kapal patroli berbobot 1.500 ton dari Kepolisian Maritim, 5 unit kapal Angkatan Laut, dan satu unit kapal administrasi dari pemerintah daerah diikutsertakan untuk latihan menanggulangi penyerangan kapal luar negeri ke perairan Korea Selatan secara ilegal. Tiga unit pesawat dan pasukan khusus Kepolisian Maritim juga mengikuti latihan tersebut.


Latihan militer tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dari nama, waktu dan skalanya. Pada umumnya, latihan pertahanan pulau Dokdo dilakukan dua kali setahun, setiap semester. Tahun lalu, latihan itu diadakan pada bulan Juni dan Desember. Namun, latihan untuk semester pertama tahun ini yang seharusnya dilaksanakan pada bulan Juni terus ditunda karena mempertimbangkan konflik dengan Jepang.  Walaupun Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyampaikan pesan melalui pidato peringatan Hari Kemerdekaan Korea, Jepang tidak mengubah sikapnya sehingga pemerintah Korea Selatan mengakhiri Perjanjian Perlindungan Informasi Militer (GSOMIA) dengan Jepang dan kemudian melakukan latihan tersebut.


Mengubah nama latihan dan memasukkan kekuatan militer Korea Selatan dari Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut Korea juga memiliki makna yang signifikan. Hal itu mencerminkan pertahanan tegas dari darat, laut, dan udara atas pembatasan ekspor dan provokasi kedaulatan teritorial pulau Dokdo oleh Jepang serta penanggulangan serangan tanpa izin ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea Selatan (KADIZ) oleh Rusia dan China.


Pemerintah Jepang memintah Korea Selatan untuk menghentikan latihan pertahanan pulau Dokdo karena mengklaim bahwa pulau itu miliknya. Namun, pemerintah Korea Selatan tidak membalas protes Jepang itu selain menegaskan bahwa pulau Dokdo adalah wilayah teritorial Korea.


Sementara itu, Amerika Serikat menyatakan sikap negatifnya, bahwa waktu, pesan, dan skala latihan pertahanan pulau Dokdo tidak membantu dalam menyelesaikan konflik antara Korea Selatan dan Jepang yang masih berlangsung. Kemudian, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menegaskan bahwa pihaknya menyarakan Korea Selatan dan Jepang agar berdialog. Dengan demikian, peranan Amerika Serikat menarik perhatian dalam konflik antara Korea Selatan dan Jepang ke depannya.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >