Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Neraca Pembayaran Internasional 2019

2020-02-08

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Korea Selatan mencatat surplus neraca transaksi berjalan sebesar 59,97 miliar dolar AS pada tahun 2019 dan angka itu merupakan yang terendah dalam tujuh tahun terakhir. Menurut prediksi neraca pembayaran internasional yang diumumkan oleh Bank Sentral Korea (BOK) pada hari Kamis (06/02/20), hal itu disebabkan karena lemahnya ekspor akibat tersendatnya perdagangan internasional.


Meskipun surplus neraca transaksi berjalan tersebut merupakan yang paling rendah setelah tahun 2012 yang sempat mencatat 48,79 miliar dolar AS, tapi tren surplus masih berlangsung selama 22 tahun terakhir.


Secara menyeluruh, surplus neraca barang menurun drastis sedangkan defisit neraca jasa berkurang berkat peningkatan pendapatan dari bidang pariwisata. Bidang ekspor melemah pada tahun 2019 karena ekonomi dunia tidak bergairah akibat konflik dagang antara Amerika Serikat dan China dan juga melemahnya sektor semikonduktor yang merupakan bidang usaha utama Korea Selatan.


Pada tahun 2019 lalu, ekspor barang mencapai 561,96 miliar dolar AS, berkurang 10,3 persen dibandingkan setahun sebelumnya. Impor barang mencapai 485,11 miliar dolar AS, berkurang 6 persen dibandingkan setahun lalu. Berdasarkan hal tersebut, neraca barang mencatat surplus sebesar 76,86 miliar dolar AS, namun mencatat pengurangan 33,23 miliar dolar AS daripada setahun yang lalu.


Sedangkan defisit neraca jasa tercatat sebesar 23,02 miliar dolar AS dan berkurang sebanyak 6,35 miliar dolar AS dibandingkan setahun sebelumnya. Pendapatan dari sektor pariwisata tercatat yang tertinggi, sebesar 21,63 miliar dolar AS berkat meningkatnya wisatawan China dan Jepang, sementara pengeluarannya mencapai 2,83 miliar dolar AS dan mengalami penurunan dibandingkan setahun yang lalu. Surplus neraca pendapatan tercatat yang tertinggi dalam sejarah, sebesar 12,2 miliar dolar AS akibat meningkatnya dividen yang diperoleh perusahaan-perusahaan Korea Selatan dari cabang kantornya di luar negeri.


Sementara itu, aset murni rekening perbankan yang menunjukkan keluar-masuknya modal meningkat sebanyak 60,95 miliar dolar AS. Angka itu merupakan sisa aset setelah dipotong hutang. Untuk investasi langsung, investasi warga Korea Selatan ke luar negeri mencatat 35,53 miliar dolar AS sedangkan investasi warga asing ke Korea Selatan mencatat 10,57 miliar dolar AS.


Sejumlah angka tersebut jelas memperlihatkan lemahnya kondisi ekspor yang dialami Korea Selatan pada tahun lalu. Surplus neraca transaksi berjalan berbanding Produk Domestik Bruto pada tahun lalu mencatat 3,5 persen dan angka tersebut sangatlah rendah jika dibandingkan dengan tahun 2017 dan 2018 yang mencatat 4,1 persen.


Prospek untuk tahun ini juga tidak begitu cerah. Walau ada harapan besar terhadap pemulihan ekspor mulai akhir tahun lalu, tapi kasus merebaknya virus corona jenis baru menggelapkan ekonomi dunia. BOK mengkhawatirkan, jika penyebaran virus itu berlangsung dalam jangka panjang, maka ekonomi dunia akan menyusut dan hal itu akan menjadi tekanan besar bagi ekspor Korea Selatan.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >