ⓒ Getty Images Bank

Sepanjang tahun ini, Korea Utara menyerukan “terobosan frontal” terhadap tantangan yang dihadapi negaranya untuk mengatasi kesulitan ekonomi. Seiring dengan kampanye itu, Korea Utara mendorong kemandirian di banyak bidang, termasuk produksi barang berkualitas tinggi. Untuk itu, otoritas Korea Utara telah mendesak pabrik-pabrik di berbagai wilayah agar terus berupaya memperoleh sertifikasi kualitas. 

Korea Utara menerangkan bahwa sekitar 40 unit produksi dan 100 pabrik sudah menerima sertifikat untuk manajemen mutu atau keamanan pangan. Khususnya sekitar sepuluh produsen produk farmasi atau obat dilaporkan telah menerapkan praktik GMP (Goods Manufacturing Practices) terhadap produk pil, kapsul, dan suntikan. Media Korea Utara sangat menyoroti produk yang meraih sertifikasi kualitas sebagai langkah nyata untuk menekankan kemampunan negaranya dalam membuat produk berkualitas baik dan mengatasi kesulitan ekonominya tahun ini akibat pandemi COVID-19 dan kerugian dari banjir. 

Di antara sertifikasi kualitas yang dikelola oleh Komisi Pengawasan Kualitas Nasional Korea Utara, yang paling terkenal adalah "Medali Kualitas 15 Desember". Tanda standar mutu nasional ini diberikan kepada produk berkualitas terbaik Korea Utara yang dapat bersaing di pasar globa. Sertifikasi kualitas lainnya di Korea Utara adalah "Produk 2 Februari". Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas barang yang diproduksi di dalam negeri, Korea Utara mengadakan pameran produk konsumen setiap tahunnya untuk mendorong persaingan antar pabrik dan memberikan sertifikat ini kepada produk-produk unggulan.

 

Selain sertifikasi kualitas dalam negeri, Korea Utara berupaya agar produk buatan negaranya memperoleh pengakuan internasional. Telah dipastikan bahwa sejumlah produk makanan dan medis buatan Korea Utara telah mendapatkan sertifikasi internasional, seperti GMP dan Hazard Analysis and Critical Control Point atau HACCP.