ⓒ Getty Images Bank

Ekspor Korea Selatan terus tumbuh selama 7 bulan berturut-turut sejak bulan November tahun lalu. Terutama nilai ekspor bulan Mei melonjak drastis karena selisih peningkatan ekspor bulan Mei dibandingkan periode yang sama tahun lalu adalah yang tertinggi dalam 32 tahun. Nilai ekspor bulan Mei tahun ini juga tercatat yang tertinggi diantara bulan Mei tahun-tahun sebelumnya. Prestasi ekspor bulan lalu disebabkan karena adanya efek dasar dari penurunan drastis nilai ekspor bulan Mei tahun lalu akibat COVID-19. Selain itu, pemulihan kondisi ekonomi global menaikkan permintaan dan harga produk ekspor utama Korea Selatan, seperti semikonduktor, produk petrokimia, baja, suku cadang mobil, dan lain-lain, serta peningkatan daya saing perusahaan Korea Selatan di pasar global. Pemerintah Korea Selatan berpendapat bahwa peningkatan ekspor serupa akan berlanjut di semester kedua, sejalan dengan sinyal positif membaiknya kondisi di dalam maupun luar negeri. 

Namun, ada pihak yang masih berhati-hati untuk mengambil pandangan serupa. Hambatan dalam distribusi suku cadang utama untuk semikonduktor, kurangnya jumlah kapal kargo dan kenaikan biaya pengiriman akibat peningkatan perdagangan dunia, serta lainnya menyuramkan proyeksi ekspor di masa depan. Kenaikan harga minyak internasional dan bahan baku juga menyulitkan daya saing untuk harga ekspor perusahaan Korea Selatan. Akibatnya, 55,2 persen perusahaan ekspor Korea Selatan memperkirakan nilai ekspor akan berkurang di semester kedua tahun ini. Selain itu, penguatan nilai tukar mata uang won sejalan dengan kenaikan nilai yuan China juga menjadi variabel. 

Ekspor Korea Selatan tetap menjadi pilar penopang ekonomi Korea Selatan hingga saat ini. Pemerintah Korea Selatan harus mengambil langkah dukungan untuk mempertahankan kondisi ekspor saat ini dan membuat langkah pengaktifan permintaan domestik untuk menghadapi kemungkinan kemerosotan ekspor akibat berbagai variabel.