Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Harga Makanan di Korea Selatan Naik

2022-05-07

Warta Berita

ⓒ YONHAP News

Kenaikan harga konsumen di Korea Selatan tercatat di kisaran 4 persen pada bulan April. Ini merupakan kenaikan tertinggi sejak krisis keuangan di tahun 2008. Seiring dengan itu, harga beberapa jenis makanan, yang merupakan indikator harga makanan masyarakat umum di Korea Selatan, turut naik. Harga ayam goreng kini mencapai 20.000 won dan mi dingin atau Naengmyeon di jual dengan harga 10.000 won. 


Indeks harga makanan di rumah makan di bulan April naik 6,6 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Kenaikan ini telah berlangsung selama dua bulan berturut-turut dan mencatatkan rekor tertinggi sejak  April 1998 saat tercatat kenaikan sebesar 7,0 persen.


Terutama, harga makanan favorit masyarakat umum semakin meningkat, dengan harga Galbitang mencatatkan kenaikan yang tertinggi sebesar 12,1 persen, diikuti oleh harga ikan mentah sebesar 10,9 persen, Gimbab 9,7 persen, dan pizza 9,1 persen.


Pada Agustus 2020, kenaikan harga makanan di rumah makan tercatat hanya 0,6 persen, namun kenaikan tersebut terus meningkat seiring peningkatan harga bahan baku dan permintaan sejak kondisi penyebaran COVID-19 telah mulai pulih.  


Indeks harga konsumen pada bulan April berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Nasional Korea Selatan pada tanggal 3 Mei tercatat sebesar 106,85, naik 4,8 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Tingkat inflasi harga konsumen naik ke kisaran 3 persen pada Oktober tahun lalu dan tetap berada di kisaran 3 persen selama lima bulan. Pada Maret tahun ini, kembali terjadi kenaikan sebesar 4,1 persen dan bahkan kenaikan yang lebih tinggi tercatat di bulan April. 


Hal ini dipengaruhi oleh lonjakan harga energi global akibat krisis Ukraina, gangguan rantai pasokan global, dan pemulihan permintaan domestik. 


Harga produk industri, seperti minyak bumi, dan jasa pribadi mendorong inflasi di bulan April. Harga bensin mencatatkan kenaikan sebesar sekitar 30 persen.


Biaya hidup, yang menjadi indikator harga yang dirasakan masyarakat, naik 5,7% ke 6,6%, level tertinggi sejak Agustus 2008.


Inflasi inti, yang menunjukkan tren utama dalam pergerakan harga, naik 3,6%. Angka ini tidak termasuk produk pertanian dan produk minyak bumi, sehingga menunjukkan kenaikan harga akan terus berlanjut di masa depan.


Kenaikan harga yang sangat tinggi untuk tarif listrik, gas dan air, harga pangan, harga solar, dan produk peternakan membuat masyarakat umum sangat menderita dan mempengaruhi langsung mata pencaharian masyarakat.


Namun, masalahnya adalah faktor utama inflasi adalah variabel eksternal, seperti perang Ukraina dan gangguan rantai pasokan global, sehingga tidak ada cara bagi pemerintah untuk mengendalikannya.


Pemerintah Korea Selatan telah mengambil langkah-langkah, termasuk penambahan pemotongan pajak bahan bakar dan perpanjangan periode penerapannya, namun dampaknya tidak signifikan sebagaimana harga telah melambung tinggi.

 

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >