Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Danga Jeokbyeokbu / Hansonjeong / Eobusashisa

#Citra Musik Korea l 2022-09-23

Citra Musik Korea

Danga Jeokbyeokbu / Hansonjeong / Eobusashisa

Danga Jeokbyeokbu

Danga Jeokbyeokbu adalah sebuah lagu yang diciptakan dan terinspirasi dari sebuah puisi dengan judul yang sama, yang ditulis oleh seorang penyair Cina, Sushi. Ia adalah salah satu dari 8 penyair terkenal pada masa Dinasti Tang dan Dinasti Song yang terlahir dari keluarga penyair yang terpandang. Meski ia cerdas dan berbakat, kejujurannya di dunia politik malah membuatnya dibuang dalam pengasingan. Tepat pada tanggal 15 bulan ke 7 kalender lunar, ia dikunjungi oleh sahabat baiknya di sana. Siang hari terasa begitu sejuk, sementara malamnya cerah diterangi sinar bulan. Sushi dan sahabatnya naik perahu di Sungai Jeokbyeok yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Sambil menyusuri sungai itu, mereka menikmati udara yang sejuk dan gemericik aliran sungai. Terinspirasi dari ketenangan sungai itu, Sushi menulis sebuah puisi yang berjudul Jeokbyeokbu yang menggambarkan suasana saat itu.


Hansonjeong

Hansonjeong adalah puisi yang menggambarkan suasana hati bahagia saat naik di atas perahu. Hansonjeong sendiri adalah nama sebuah gazebo yang terletak di sekitar Gyeongpodae, Provinsi Gangwondo. Sejak dulu, tempat itu sangat terkenal karena keindahan alamnya. Bahkan para elit muda Kerajaan Silla jauh-jauh datang ke sini hanya untuk menikmati pemandangan alam dari gazebo itu. Puisi itu menggambarkan pohon-pohon pinus yang ada di sana, ditebang oleh mereka yang datang untuk dibuat perahu. Mereka mengisi perahu itu dengan perbekalan lengkap, seperti anggur dan anju sebagai pendampingnya, berbagai alat musik, juru masak serta para wanita penghibur. Setelah semua siap, mereka berlayar dan mengunjungi semua tempat terkenal di seluruh Provinsi Gangwondo. Menikmati perjalanan dengan sajian makanan dan anggur ditemani hiburan musik dan pemandangan yang indah.  Hansonjeong kini telah ditulis ulang menjadi sebuah lirik lagu khusus yang dinyanyikan oleh seorang penyanyi pria dan dimulai dengan nada yang tinggi yang terdengar seperti suara seorang pria yang sedang mabuk. 


Eobusashisa

Para seonbi atau cendekiawan konfusianisme Korea sangat menyukai kegiatan berlayar di musim semi dan gugur yang sejuk. Setelah tua dan pensiun, mereka sangat ingin menjadi nelayan. Menurut mereka pensiun yang ideal adalah menjalani hidup yang penuh damai selaras dengan alam. Yun Seondo, seorang filsuf dan politisi era kerajaan Joseon yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di pengasingan, suatu hari tiba-tiba memutuskan untuk tinggal di Pulau Jeju pada usia 65 tahun. Pada masa itu Pulau Jeju dikenal sebagai tempat yang dihuni para penghianat kerajaan dan para tahanan yang telah melakukan kejahatan besar. Jadi, saat itu banyak orang terkejut saat mendengar Yun dengan sukarela mengajukan diri tinggal di pulau itu. Namun dalam perjalanannya ke pulau Jeju, kapalnya diterpa badai dan terpaksa singgah ke sebuah pulau kecil bernama Bogildo. Yun malah jatuh cinta dengan keindahan pulau itu hingga membatalkan tujuannya ke Pulau Jeju. Di Bogildo, Yun menuliskan sebuah puisi yang terkenal dengan judul Eobusashisa, sebuah puisi tentang empat musim para nelayan. Musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin, setiap puisi yang ia tulis setiap musim terdiri dari 10 puisi yang sederhana tetapi juga indah, dan sangat terkenal hingga kini. 

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >