Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kondisi Semenanjung Korea Setelah Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton Dipecat

2019-09-14

Warta Berita

ⓒYONHAP News 

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memecat Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, John Bolton pada tanggal 10 September dengan alasan ‘ketidaksepahaman yang kuat’. Pemecatan Bolton ini diperkirakan mendatangkan perubahan besar pada seluruh kondisi Semenanjung Korea termasuk pembicaraan Korea Utara dan Amerika Serikat.


Bolton mengundurkan diri satu setengah tahun setelah memulai tugasnya di Gedung Putih pada Maret tahun lalu. Selama ini, penggantian Bolton sering disebut-sebut, karena pendapatnya sering kali berbeda dengan Gedung Putih tentang isu diplomatik yang penting. Walaupun belum diketahui penyebab pemecatannya, namun sejumlah media Amerika Serikat menyebut isu-isu terkait Iran, Afganistan, Venezuela, dan Korea Utara. The New York Times melaporkan bahwa isu Iran dan Korea Utara memperburuk konflik antara Trump dan Bolton. Bolton ingin menyerang Iran dan secara terbuka mengkritik peluncuran proyektil Korea Utara baru-baru ini.


Bolton berasal dari kalangan neokonservatisme dan merupakan ‘super war halk’ atau seseorang yang mengutamakan perang dalam pemerintahan Trump. Bolton mewakili garis keras terhadap Korea Utara dalam pemerintahan Trump. Pada saat berkunjung ke Jepang bulan Mei lalu, Bolton mengatakan peluncuran proyektil Korea Utara jelas melanggar resolusi sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Pendapat Bolton itu sama sekali berbeda dengan pendapat Trump waktu itu. Bolton ingin menyerang Korea Utara terlebih dahulu layaknya mengejar perubahan rezim Iran. Oleh sebab itu, Korea Utara mengkritiknya sebagai ‘penggila perang’ dan ‘penasihat keamanan yang merusak keamanan nasional’.


Setelah pengunduran Bolton, perubahan kebijakan diplomatik pemerintahan Trump menjadi perhatian, termasuk isu Korea Utara. Pengunduran Bolton itu bermakna penting, karena dilakukan langsung setelah Korea Utara mengusulkan pertemuan dengan Amerika Serikat pada akhir bulan September ini. Ada spekulasi bahwa kebijakan Amerika Serikat terhadap Korea Utara akan lebih condong ke arah pimpinan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo. Namun, ada juga analisis bahwa mungkin tidak ada perubahan dalam kebijakan tersebut, karena Bolton tidak bersuara dalam kebijakan terhadap Korea Utara selama ini.


Sehubungan dengan pengunduran Bolton, Kantor Kepresidenan Korea Selatan Cheongwadae memperhatikan bagaimana hal itu dapat memengaruhi kondisi Semenanjung Korea, termasuk perundingan Korea Utara dengan Amerika Serikat. Meskipun tidak mengeluarkan tanggapan mengenai hal tersebut secara terbuka, namun tampaknya pengunduran Bolton diharapkan agar dapat mempercepat pertemuan tingkat kerja antara Korea Utara dan Amerika Serikat.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >