Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

COVID-19 Ubah Kehidupan Masyarakat Korsel

2020-07-25

Warta Berita

ⓒ YONHAP News

Kasus COVID-19 yang pertama di Korea Selatan, muncul pada tanggal 20 Januari lalu dan telah mengubah kehidupan masyarakat Korea Selatan secara menyeluruh. 


Kasus COVID-19 yang dimulai dari kota Wuhan, China kini telah memuncak di seluruh dunia. Jumlah tambahan kasus harian terus memecahkan rekor baru dan jumlah pasien positif di seluruh dunia telah melampaui angka 15 juta orang dan telah merenggut 630 ribu jiwa.


Hingga tanggal 24 Juli 2020, Korea Selatan mengonfirmasi 13.979 kasus COVID-19 dan 298 korban jiwa. 50 persen dari total pasien positif dikonfirmasi di kota Daegu, 10 persennya di Provinsi Gyeongsang Utara, 11 persennya di ibu kota Seoul, dan 10,6 persennya di Provinsi Gyeonggido. Tambahan kasus harian COVID-19 di Korea Selatan kini berada di kisaran  30-50 kasus.


Setelah China, Korea Selatan adalah negara pertama yang menghadapi ancaman COVID-19. Akan tetapi, Korea Selatan berhasil mengatasi krisis terburuk dengan protokol pencegahan penyakit gaya Korea Selatan dan berhasil mengontrol kondisi semaksimal mungkin.


Ketua Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), Jeong Eun-kyeong mengatakan bahwa masker berjasa dalam protokol pencegahan penyakit gaya Korea Selatan. Korea Selatan dapat mengatasi kekurangan masker dengan sistem penjualan masker publik mingguan dan masyarakat menaati protokol yang dikeluarkan oleh otoritas pencegahan penyakit. Pemeriksaan cepat dan investigasi epidemiologis juga membantu mencegah penularan COVID-19.


Imbauan jaga jarak sosial di Korea Selatan yang kini dilonggarkan menjadi “jaga jarak dalam kehidupan sehari-hari” dapat berjalan dengan sukses berkat partisipasi aktif masyarakat. Tentu saja upaya dan pengorbanan para tenaga medis juga harus dihargai dalam menangani pandemi COVID-19.


COVID-19 mengubah ekonomi, politik dan kehidupan masyarakat. Produksi otomotif Korea Selatan sempat dihentikan karena pabrik komponen mobil di China menghentikan operasinya. Kemerosotan ekonomi global menyulitkan ekspor Korea Selatan hingga mengalami penurunan drastis pada kuartal pertama dan kedua tahun ini.


Setelah “jaga jarak dalam kehidupan sehari-hari” dilaksanakan, kegiatan ekonomi kembali diaktifkan, namun masih dalam batas tertentu karena kekhawatiran akan penyebaran COVID-19 terus menghantui.


Korea Selatan melakukan pemilihan umum legislatif di tengah pandemi COVID-19 dan masyarakat mendukung partai berkuasa untuk menanggulangi krisis yang tengah dihadapi. 


Sementara itu, Pusat Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Nasional Korea Selatan menyatakan meskipun indikator manajemen COVID-19 menunjukkan perkembangan, tetapi masyarakat Korea Selatan terpaksa harus menjalani kehidupan bersama dengan COVID-19 dalam jangka panjang. 

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >