Menlu Korsel dan Indonesia Bertemu di Seoul, Bahas Lanjutan Proyek KF-21
2024-03-19 14:40:05
#Citra Musik Korea l 2021-01-27
Sinar Hangat di Hari Musim Dingin
Di musim dingin, kita biasanya berterima kasih atas sinar matahari yang hangat. Ada sebuah lagu dengan lirik yang ingin membawakan sinar matahari yang hangat itu kepada seseorang yang dicinta.
Untuk menerangi kekasihku dengan sinar hangat di musim dingin
Untuk memberikan kekasihku seledri yang segar
Dia tidak ada kekurangan apapun, tapi hanya aku yang tidak bisa melupakannya
Biasanya, kita ingin memberikan apa saja kepada orang yang kita cintai. Kekasih yang muncul di pantun kuno itu bisa menjadi kekasih, namun kalangan sarjana yang disebut seonbi membuat puisi dengan menganggap raja sebagai kekasih. Artinya, kesetiaannya terhadap raja cukup dalam. Siapa saja dapat menyadari cintanya terhadap sang kekasih, namun kesetiaan terhadap raja adalah sentimen artifisial yang bisa dipahami melalui metafora. Sebuah ansambel Soul-jigi melantunkan puisi itu dengan gaya acapella tanpa permainan alat musik. Harmonisasi yang diciptakan oleh suara yang indah itu terdengar lebih hangat.
Penyanyi
Di pertengahan era Joseon, ada sarjana bernama Lim Je. Tulisannya sangat bagus, namun masalahnya adalah isinya yang terlalu bebas. Ketika dia menuju ke Provinsi Pyeongando, dia membuat puisi untuk memperingati wanita penghibur terkenal yang bernama Hwang Jin-i. Peristiwa itu menimbulkan kontroversi, sehingga dia dipecat dari jabatannya.
Pada suatu hari, dia bertemu dengan wanita penghibur bernama Han Woo. Lim Je membuat puisi dengan menggunakan makna dari namanya, yaitu Han yang berarti "dingin" dan Woo yang berarti "hujan".
Karena langit bagian utara cerah, aku keluar tanpa payung
Salju turun di gunung dan hujan turun di ladang
Karena kehujanan air hujan yang dingin pada hari ini, mungkin aku akan tertidur dalam kebekuan
Setelah mendengarkan puisi tentang dia, Han Woo juga membuat puisi.
Bagaimana kamu bisa tertidur dalam kebekuan, untuk apa kamu tertidur dalam kebekuan
Kenapa kamu harus tidur dalam kebekuan meski ada bantal bersulam itik mandarin dan seprei sutera
Karena kehujanan air hujan yang dingin pada hari ini, tidurlah dengan hangat
Cheongsando
Biasanya, pantun atau puisi dipelajari di sekolah, namun sebenarnya itu menjadi lirik lagu untuk gagok atau sijochang. Gagok memiliki format yang sudah ditetapkan, sebaliknya sijochang mempunyai format yang lebih bebas daripada gagok. Kalangan sarjana seonbi yang biasa membuat puisi dalam bahasa China juga kadang membuat puisi atau sijo untuk mengekspresikan emosi mereka. Di antara sijo, ada karya berjudul "Cheongsando" yang menceritakan keinginan untuk menjalani kehidupan di alam. Sijo tersebut dibuat oleh sarjana Kim In-hu di pertengahan era Joseon. Dia pernah mengajarkan Raja Injong ketika dia masih menjadi putra mahkota. Raja Injong meninggal dunia tidak lama setelah dia dilantik sebagai raja dan konflik politik di istana semakin memanas. Akibatnya, dia mengundurkan diri dari jabatannya dan kembali ke kampung halamannya untuk mempelajari ilmu. Oleh karena itu, puisi itu menampilkan kalangan seonbi yang menjalani kehidupan dengan senang hati tanpa rasa tamak terhadap dunia.
2024-03-19 14:40:05
2024-03-14 15:36:42
2024-02-02 14:21:28