ⓒ Getty Images Bank

Dewan Eksekutif Uni Eropa juga telah mengumumkan 'Fit for 55' pada 14 Juli waktu setempat. 'Fit for 55' ini merupakan rangkaian langkah Uni Eropa menurunkan emisi gas rumah kaca di dalam wilayah Uni Eropa sampai tahun 2030 mendatang sebesar minimal 55 persen dibandingkan jumlah emisi karbon tahun 1990 lalu. Uni Eropa juga telah mendeklarasikan target menjadi wilayah 'netral karbon' pada tahun 2050 mendatang. Untuk mencapai target itulah, pihak Uni Eropa menerapkan 'pajak perbatasan karbon'. 

Namun, apabila pajak itu efektif diterapkan, diperkirakan kondisi ekonomi Korea Selatan akan mengalami gangguan. Subyek yang diterapkan pajak perbatasan karbon ini juga terfokus pada industri ekspor utama Korea Selatan seperti baja dan besi. Tidak ada juga langkah yang dapat diambil oleh perusahaan secara pribadi, karena pajak perbatasan karbon dari Uni Eropa diterapkan pada produk dari negara tertentu. Perusahaan di bidang baja dan aluminimun memang terpengaruhi langsung, namun perusahaan di bidang lain juga harus bersiap, khususnya industri otomotif. Seluruh mobil baru yang didaftarkan di Uni Eropa sendiri juga harus menjaga jumlah emisi karbon di nilai nol mulai tahun 2035 mendatang. Hal itu berarti penjualan mobil berbahan bakar minyak akan segera dilarang di Uni Eropa. Situasi serupa tidak hanya terjadi di Uni Eropa, melainkan juga di AS yang akan menerapkan pajak perbatasan karbon mulai tahun 2025 mendatang. 

Pajak perbatasan karbon dinilai sebagai awal dan bukan akhir perubahan. Walaupun pajak itu sangat terasa berat pada saat ini, namun jika Korea Selatan mengambil langkah lanjutan dengan baik, maka krisis ini dapat diolah menjadi peluang baru, karena pemerintah Korea Selatan pun terus berupaya untuk menurunkan emisi karbon, mengembangkan energi daur ulang, menerapkan transaksi hak emisi karbon dioksida, dll. Mudah-mudahan, Korea Selatan dapat memegang kekuasaan ekonomi pelepasan karbon dengan memimpin inisiatif perubahaan iklim.