Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Dalha Nopigom Dodasya / Sujecheon / Sujecheon

#Citra Musik Korea l 2022-07-15

Citra Musik Korea

Dalha Nopigom Dodasya / Sujecheon / Sujecheon

Dalha Nopigom Dodasya

Jeongeupsa (정읍사), salah satu lagu tradisional Korea tertua yang pernah tercatat dalam Bahasa Korea, sudah ada sejak era kerajaan Baekje sekitar abad ke 7. Sementara lagu lainnya yang juga tercatat sebagai lagu tertua berjudul Gongmu Dohaga (공무도하가) yang diketahui sebagai peninggalan kerajaan Gojoseon, yang ditulis dalam naskah China kuno atau Hanmun pada sekitar abad ke dua masehi. Meski kedua kerajaan itu telah runtuh dan berganti dengan penguasa yang baru, kedua lagu ini tetap terus dinyanyikan selama lebih dari 200 tahun sampai akhirnya ditulis dalam sebuah naskah kuno. Lagu Jeongeupsa sendiri bercerita tentang kisah seorang istri yang tinggal di sekitar kota Jeonju yang menanti suaminya karena tak kunjung pulang padahal sudah larut malam. Ia memohon kepada sang rembulan untuk menjaga suaminya agar bisa pulang sampai rumah dengan selamat.


Sujecheon

Lagu Jeongeubsa sangat dicintai oleh masyarakat Korea saat itu. Saking dicintainya, lagu ini bagai tak lekang oleh waktu hingga bertahan lebih dari 500 tahun, dari generasi ke generasi tetap dinyanyikan. Bukan hanya bagi rakyat biasa, pada masa kerajaan Goryeo, lagu ini sempat dinyanyikan di istana sampai awal kerajaan Joseon. Kemudian raja Sejong menciptakan huruf Hangeul yang akhirnya dipakai untuk menulis lagu ini. Sayangnya, setelah pertengahan kerajaan Joseon, lagu ini menghilang dan hanya digunakan sebagai musik pengiring pertunjukan saja. Orang-orang lebih mengenalnya sebagai lagu Sujecheon (수제천) yang berarti ‘panjang umur bagaikan langit’. Sebuah lagu yang berisi harapan agar berumur panjang bagaikan langit tinggi yang tak berujung. Sujecheon dimainkan dengan alat musik utama gendang yang mengiringi tarian. Pada masa kerajaan Silla, lagu ini juga dipakai untuk mengiringi tarian doa. Berbeda halnya saat lagu ini masuk ke lingkungan istana, Sujecheon sering dimainkan untuk menemani sang putra mahkota berjalan-jalan.


Sujecheon

Irama lagu ini sangat lambat sekali dibanding dengan lagu-lagu populer sekarang.  Mungkin bagi orang yang baru pertama kali mendengarnya tidak bisa langsung merasakan suasana hati yang tersirat di dalamnya, apakah itu sedih atau senang. Bahkan malah ada yang merasa aneh saat pertama kali mendengar lagu ini. Meski begitu, para sarjana dan cendekiawan saat itu percaya bahwa musik yang pelan seperti ini bisa membuat hati jadi lebih damai dan penuh harmoni. Menurut mereka, lagu yang bagus adalah lagu yang tidak membuat pendengarnya terlalu sedih atau terlalu senang.

Lagu Sujaecheon yang kedua ini telah digubah menjadi versi yang lebih pop. Sujaecheon versi ini adalah karya dari Seoul Pistolz, sebuah grup musisi pop yang belum lama ini populer. Lagu ini dipersembahkan sebagai doa dan penyemangat kita semua yang masih berjuang melawan covid-19. Liriknya bercerita tentang gambaran pandemi yang membuat semua orang sedih dan tidak bisa melakukan apa-apa, namun tetap optimis semuanya akan terlewati. 

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >