ⓒYONHAP News

Pemerintah Korea Selatan menetapkan rancangan anggaran belanja negara untuk tahun 2023 dalam rapat kabinet pada Selasa (30/08). Kenaikan anggaran pengeluaran untuk belanja tahun depan yang ditetapkan kali ini merupakan yang terendah dalam enam tahun terakhir, dipengaruhi oleh perkiraan penghitungan kenaikan pendapatan pajak sektiar 1 persen di tahun 2023.

Menurut rancangan anggaran belanja negara tersebut, pengeluaran akan berkurang sebesar 40 triliun won dibandingkan total pengeluaran termasuk anggaran tambahan tahun ini. Oleh sebab itu, pemerintah merestrukturisasi pengeluaran tahun depan sebesar 24 triliun won, menjadi yang terbesar dalam sejarah Korea Selatan.

Untuk itu, terdapat beberapa langkah yang akan diambil oleh pemerintah, termasuk penghapusan langkah sementara untuk mengatasi krisis ekonomi di masa pandemi COVID-19, pembekuan upah pegawai negeri sipil dengan tingkat jabatan empat ke atas, dan para pejabat setingkat menteri atau wakil menteri diwajibkan mengembalikan 10 persen dari gaji mereka.

Restrukturisasi pengeluaran tersebut diharapkan akan memperkecil defisit fiskal tahun depan menjadi 58,2 triliun won, atau 2,6% dari produk domestik bruto (PDB), hampir setengah dari perkiraan defisit tahun ini sebesar 110,8 triliun won atau 5,1% dari PDB.

Menteri Keuangan Korea Selatan Choo Kyung-ho mengatakan bahwa pemerintah memutuskan berfokus pada keamanan fiskal dalam menyusun anggaran tahun depan.

Pemerintah berencana menggunakan penghematan dana tersebut untuk memperluas perlindungan bagi masyarakat dan kalangan warga yang rentan, investai masa depan untuk mendukung ekonomi yang dipimpin swasta, dan memperkuat peran negara di kancah internasional.

Bersama dengan itu, pemerintah berencana memperbesar anggaran untuk bantuan pembangunan resmi (ODA) menjadi 4,5 triliun won di tahun depan, dari sebelumnya 3,9 triliun won di tahun ini. Hal ini mencerminkan tekad Presiden Yoon yang ditekankan dalam upacara pelantikan presiden pada bulan Mei lalu, yaitu 'tanggung jawab dan peran di masyarakat global'. 

Rancangan anggaran belanja negara tahun 2023 dinilai positif karena memperkuat kesehatan keuangan negara dengan menahan laju peningkatan utang negara di tengah kondisi krisis ekonomi yang kompleks.

Meskipun dikhawatirkan efek samping penghematan keuangan seperti penurunan investasi atau melemahnya kondisi ekonomi, tetapi rancangan anggaran tahun depan dinilai baik sebagaimana dana yang dihemat melalui rsetrukturisasi pengeluaran digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.