Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Bunga Forsythia – Choi In-wook

2022-12-02

ⓒ Getty Images Bank

“Saya memiliki takdir yang buruk, kehilangan istri saya dan menjadi duda selama satu tahun ini. Saya tidak memiliki anak dan orang tua saya juga sudah tiada. Karena hanya akan ada kita berdua saja, tidak akan ada banyak yang harus dikerjakan. Tetapi saya ingin tahu bagaimana perasaanmu tentang usia saya yang jauh lebih tua...”    

Pria itu mengakhiri perkataannya sambil menggenggam tangan Yeon-i dengan perlahan. Yeon-i hanya dapat merasakan jantungnya yang berdebar dengan kencang dan tidak dapat berpikir.


Setelah pertemuan itu, pria itu semakin sering mengunjungi Yeon-i mengendarai truknya. Terkadang, ia bahkan bermalam di kamar Yeon-i.


Tiga bulan kemudian, Yeon-i tidak dapat memungkiri bahwa ada benih kehidupan yang sedang tumbuh dalam kandungannya.


- Cuplikan program:



Di hari bunga forsythia bermekaran dengan kelopaknya yang begitu kuning di balik tembok pagar batu, Dol-i sedang bermain di bawah tembok itu. Ia mengingat beberapa kalimat yang ia pelajari saat mengikuti Jun-i belajar.


“Hari ke-13... untaian es... untaian es yang berkilau...”    

Dol-i sedang berpura-pura membaca buku saat ia berpapasan dengan sahabatnya, Gu-gil.


“Hei, katanya ibumu akan menikah lagi, ya?”


Iya, ibuku akan menikah lagi.”


“Apa kamu juga ikut?”


“Iya, aku juga ikut. Nenek juga ikut.”


“Ah, bohong!”


“Betul, kok!”        


Dol-i pun cemberut dan kembali berpura-pura membaca buku sambil berjalan sendirian. 


돌각담 담장 너머로 개나리가 노랗게 핀 어느 날,

돌이는 돌각담 밑에서 놀고 있었다.

그는 준이가 공부할 때면 곁에서 한두 마디씩 들은 것이 기억났다.


“제 삼십일과, 고드름, 고드름 수정 고드름~~”


돌이는 이리저리 거닐면서 커다란 소리로 글 읽는 흉내를 내고 있는데 구길이가 왔다.


“돌이 너희 엄마 시집간다며?”


“응, 우리 엄마는 시집간다”


“너도 가나?”


“응, 나도 간다.  할매도 간다” 


“애~거짓말!”


“참말이다”


돌이는 입을 한번 삐죽하고 나서 이내 또

글공부에 대한 흉내를 내며 저 혼자서 신작로 저편으로 걸어간다.



Jika pria itu benar-benar mencintai Yeon-i, seharusnya ia juga bersedia untuk merawat putra Yeon-i, Dol-i, dari pernikahan sebelumnya. Mendengar bahwa Dol-i baru dapat tinggal dengan mereka setelah ia lebih besar, tentu saja membuat Yeon-i sangat kecewa. Di masa penjajahan Jepang hingga masa Korea meraih kemerdekaannya, masyarakat tidak mudah menerima wanita yang menikah kembali dan memiliki kehidupan baru. Kisah Yeon-i menceritakan tentang wanita Korea yang tetap hidup terkekang oleh batasan sosial, bahkan setelah Korea telah meraih kemerdekaannya.     



Di siang hari, saat bunga forsythia itu bermekaran dengan kelopaknya yang begitu kuning di balik tembok pagar batu itu, di depan rumah keluarga Yeon-i berhenti sebuah truk yang berisi penuh dengan potongan kayu. Pria itu turun dari truk tersebut sambil membawa sebuah tas tua dan memasuki rumah itu. Tidak lama kemudian, pria itu keluar bersama Yeon-i. Ia berjalan di depan pria itu dengan genangan air mata.     


Sebelum menaiki truk itu, Yeon-i mencari putranya.


“Dol-i!”    

Suaranya tercekat saat ia memanggil nama putranya, namun Dol-i tidak muncul.


Tepat saat truk itu hendak melaju, barulah Dol-i, yang sejak tadi tak kunjung menampakkan diri walau dipanggil berkali-kali, ditemukan. Ia mungkin dengan cepat menaiki belakang truk itu dan bersembunyi di antara barang-barang yang tertumpuk di sana. Pekerja sang prialah yang menemukannya, lalu menurunkannya dari truk.    

Dengan putus asa Dol-i mengejar truk itu, namun jarak antara truk itu dan dirinya semakin menjauh. Yeon-i tahu apa yang sedang terjadi di belakangnya, tetapi ia tetap pergi. Ia harus pergi ke mana pun truk itu membawanya.


돌각담 담장 너머로 개나리가 노랗게 핀 어느 날 한낮이 훨씬 겨웠을 때.

돌이네 집앞 신작로에 재목을 가득 실은 트럭이 한 대 정거하였다.

운전대에서는 예의 사나이가 다 해진 가방을 들고 돌이네 집으로 들어갔다.

얼마쯤 지나서 사나이는 두 눈에 눈물이 글썽글썽한 연이를 앞세우고 나왔다.


연이는 차에 올라서야 비로소 눈으로 돌이를 찾았다.


“복돌아!”


목메인 소리로 한 마디 불렀으나 돌이는 눈앞에 나타나지 않았다.   


할매 하고 있으면 내 꼬까옷 사가지고 올게, 하고

눈물을 머금고 타이르던 돌이, 돌이는 어디로 갔는가.    


차가 막 떠나려 할 무렵, 연이가 불러도 대답이 없던 돌이는 

어느새 그렇게 재빠르게 올라탔는지 차짐 위에 올라가 자그만히 앉았는 것이

그제야 발각이 되어 조수의 손으로 끄집어 내려졌다.


차가 위잉 떠나자 돌이는 기를 쓰고 트럭의 뒤를 쫒아갔으나

거리는 점점 점점 멀어질 뿐이었다.


연이는 번연히 그런 줄도 저런 줄도 알면서, 알면서도 간다.

차가 가는 대로 몸을 맡겨야만 되었다.




Choi In-wool (1920 – 12 April 1972)

    - lahir di Hapcheon, Propinsi Gyeongsang Selatan

    - debut; cerita pendek “Hati yang Telah Layu” (1938)

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >