Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Ekonomi

Konflik Perdagangan antara AS dan China yang Belum Selesai

#Isu Bisnis l 2019-04-01

© YONHAP News

Konflik perdagangan antara AS dan China yang dimulai setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada bulan Maret tahun lalu, telah berlangsung selama setahun lebih. Akibat perang antara kedua negara, perekonomian dunia terguncang, dan pandangan terhadap kondisi ekonomi Korea Selatan juga semakin memburuk. 


Sengketa perdagangan antara AS dan China dipilih sebagai unsur buruk yang melemahkan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini bersama dengan kebijakan proteksionisme AS, yang menghancurkan ketertiban perdagangan dunia akibat tarif tinggi. Unsur-unsur serupa memerosotkan perdagangan dunia, sehingga akhirnya menimbulkan stagnasi kondisi ekonomi dan mengguncang pasar keuangan. Sejumlah lembaga internasional dan masing-masing negara telah menurunkan perkiraan rasio pertumbuhan ekonomi tahun ini. Ekonomi Korea Selatan juga tidak terlepas dari pengaruh konflik perdagangan. 


Walaupun kondisi ekonomi tidak membaik, Korea Selatan mencapai prestasi pada tahun lalu dengan nilai ekspor 600 miliar dolar Amerika. Namun, sejak akhir tahun lalu, volume ekspor Korea Selatan mulai menurun secara keseluruhan termasuk volume ekspor Korea Selatan ke China. Dari sisi geopolitik, kondisi Korea Selatan kurang baik karena Korea Selatan berada di bawah payung keamanan AS, namun memiliki ketergantungan tinggi pada China dari sisi ekonomi. Dengan alasan tersebut, Korea Selatan dapat menghadapi krisis apabila konflik perdagangan antara AS dan China berlangsung dengan jangka panjang. Jika AS memutuskan untuk mengenakan tarif pada mobil impor pada bulan Mei mendatang, dunia otomotif Korea Selatan yang telah mengalami krisis akan menerima guncangan terbesar. 


Sebenarnya, gencatan senjata perang dagang selama 90 hari antara AS dan China yang disepakati di Argentina pada akhir tahun lalu berakhir pada tanggal 1 Maret lalu. Pada tanggal 28 Maret lalu, tim negosiasi antara dua negara menggelar negosiasi perdagangan tingkat tinggi di Beijing, China. Kedua pihak menyepakati untuk melanjutkan negosiasi di AS pada bulan depan. Kondisi serupa meningkatkan harapan atas pencapaian kesepakatan antara kedua negara, namun masih dini untuk merasa lega. Situasi itu cukup memberikan beban besar pada ekonomi Korea Selatan, sehingga Korea Selatan harus menyediakan langkah lanjutan untuk mengatasi krisis seperti memvariasikan produk ekspor dan mendukung perusahaan yang memiliki teknologi tinggi.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >