© YONHAP News

Belakangan ini, nilai mata uang virtual bitcoin semakin naik. Pada tanggal 14 Mei lalu, nilai bitcoin menerobos angka delapan ribu dolar Amerika di pasar Asia untuk pertama kalinya sejak bulan Juli tahun lalu. Setelah itu, nilai bitcoin terus mengalami kenaikan sehingga dinilai bahwa masa suram bitcoin telah berakhir. Nilai bitcoin itu mulai kembali mengalami kenaikan sejak bulan April tahun ini. Nilainya pada bulan Mei ini naik sebesar 70%, dan 140% pada tahun ini. 

Mata uang virtual kembali mendapat sorotan dari para investor karena harganya turun sampai ke titik terendah serta adanya investasi dari lembaga atau perusahaan. Selain itu, ada pula ketidakpastian terkait konflik perdagangan antara AS dan China. Di tengah kondisi pasar keuangan terasa tidak stabil, mata uang virtual muncul sebagai aset yang aman. Ruang lingkup penggunaan mata uang virtual yang menjadi luas juga berkontribusi dalam hal ini. Perusahaan besar baik di dalam maupun di luar negeri meningkatkan jumlah investasi mata uang virtual untuk mencari peluang pertumbuhan masa depan melalui blockchain dan mata uang virtual. 

Alasan utama perusahaan-perusahaan besar baik dalam maupun luar negeri mengembangkan blockchain karena kemungkinan besar segala layanan di masa depan dapat dilaksanakan di dalam blockchain. Blockchain adalah teknologi yang dapat menyimpan datanya sendiri dengan aman karena tidak dapat merevisi data yang telah didaftarkan. Karena itu pemerintah Korea Selatan yang awalnya bersikap keras terhadap teknologi tersebut mulai terlihat berubah. 

Fase kenaikan mata uang virtual pada saat ini berbeda dengan kondisi tahun 2017. Mata uang virtual itu muncul sebagai daya saing utama yang memimpin industri masa depan, sehingga pemerintah Seoul juga mulai meneliti regulasi blockchain dan efeknya. Namun, pasar mata uang virtual yang mudah dipengaruhi dapat menjadi ajang spekulasi, sehingga untuk menurunkan spekulasi dan meningkatkan transparansi industri harus disediakan berbagai langkah yang tepat.