© YONHAP News

Pemerintah Korea Selatan mengeluarkan langkah untuk menghidupkan perekonomian yang diguncang oleh kasus wabah COVID-19. Pada tanggal 28 Februari lalu, pemerintah Korea Selatan mengumumkan 'langkah menghidupkan aktivitas masyarakat dan perekonomian' untuk meminimalkan kerugian akibat penyebaran wabah COVID-19 dan mengatasinya. Inti utama dalam langkah pemerintah Korea Selatan adalah mengaktifkan kegiatan konsumsi. 

Jumlah dana darurat, pengelolaan dan kestabilan yang diberikan kepada perusahaan kecil dan menengah yang mengalami kesulitan akibat wabah COVID-19 bertambah sebesar 630 miliar won. Melalui langkah kali ini, pemerintah Korea Selatan mengucurkan 7 triliun won, dan lembaga umum juga mengucurkan 9 triliun won. Jika ditambah dengan dana dukungan sebesar 4 triliun won yang telah disediakan, pemerintah mengucurkan 20 triliun won secara keseluruhan. Pemerintah menghabiskan anggaran skala besar itu karena kegiatan ekonomi merosot akibat peningkatan jumlah orang yang positif terinfeksi COVID-19. 

Karena dampak kasus COVID-19 menjadi lebih serius daripada kasus Sindrom Pernapasan Akut Berat(SARS) tahun 2003 lalu, dan penyakit virus pernapasan di Timur Tengah(MERS) tahun 2015 lalu, kondisi ekspor dan permintaan domestik mengalami kemerosotan secara bersamaan, sehingga fenomena 'perfect storm' semakin menjadi nyata. Pengaruh kasus COVID-19 diperkirakan lebih besar, sehingga Wakil Perdana Menteri Hong Nam-ki akan menyerahkan rancangan anggaran belanja negara tambahan sebesar 6,2 triliun won pada pekan ini. 

Sejalan dengan kondisi penyebaran COVID-19 yang meningkat tajam, ada perkiraan bahwa kasus kali ini akan memberikan guncangan 5% pada PDB di dunia. Jika langkah kali ini terasa tidak memadai, pemerintah akan menyediakan langkah lanjutan. Timing sangat penting dalam kebijakan ekonomi, sehingga pemerintah harus menyediakan langkah secepat mungkin dan mengimplementasikannya untuk meminimalkan guncangan ekonomi.