ⓒ YONHAP News

Tim peneliti gabungan virus baru yang menghadirkan berbagai lembaga publik termasuk Lembaga Kimia Korea Selatan telah mentransfer teknologi tercanggih terkait vaksin dan obat COVID-19 kepada perusahaan swasta pada tanggal 9 Juni lalu. Obat COVID-19 mendapat banyak perhatian, karena hasil uji klinik dari calon materi obat COVID-19 yang dikembangkan oleh Korea Selatan yang diterapkan ke sel ginjal monyet sangat luar biasa. Kemampuannya dalam membunuh virus dari calon materi obat tersebut lebih tinggi 50 kali lipat daripada Remdesivir. Obat tersebut diperkirakan akan diluncurkan pada tahun depan dan vaksin akan diluncurkan pada tahun 2024 mendatang. Persaingan antar negara untuk mengembangkan vaksin dan obat semakin menanas. 

Terlebih dahulu, AS menyatakan pada tanggal 10 Juni waktu setempat, bahwa pihaknya akan melakukan uji klinik fase tiga untuk vaksin COVID-19 bersama perusahaan Moderna pada bulan Juli, Oxford-AstraZeneca pada bulan Agustus, dan Johnson&Johnson pada bulan September mendatang. China juga melaporkan bahwa pihaknya mulai melakukan uji klinik untuk menyuntikkan obat anti-bodi yang dikembangkan oleh lembaga penelitian mikroorganisme dari Lembaga Sains China pada tubuh manusia pada tanggal 8 Juni lalu. Rusia juga mempercepat pengembangan vaksin. 

Jika suatu negara berhasil mengembangkan obat dan vaksin COVID-19, negara itu memperoleh pamor yang luar biasa, seperti perusahaan AS, Gilead yang mengembangkan Tamiflu. Korea Selatan yang berhasil mengarantinakan COVID-19 juga dapat menjadi negara kuat di bidang bioteknologi apabila berhasil mengembangkan obat dan vaksin COVID-19. Berkat langkah pencegahan penyakit yang unggul, jumlah permintaan luar negeri terhadap peralatan medis Korea Selatan meningkat secara drastis.

Sejalan dengan pelaksanaan uji klinik fase tiga oleh perusahaan farmasi di AS, Inggris, dan lainnya, vaksin COVID-19 akan dikembangkan pada akhir tahun ini. Mudah-mudahan Korea Selatan dapat berkontribusi dengan langkah yang cepat dan aktif untuk menuntaskan COVID-19.