ⓒ LBStech

Ketua perusahaan yang mengembangkan platform mobile untuk difabel LBS Tech, Lee Si-wan membuka perusahaannya untuk melakukan kegiatan yang bermakna. Dia mengembangkan layanan aplikasi untuk difabel karena adik sepupunya adalah seorang tunanetra. Setelah melihat sang adik yang gemar menggunakan telepon pintar, dia menganalisis rasio distribusi telepon pintar untuk tunanetra, pangsa pasar, dan lainnya. Berdasarkan analisis tersebut, dia mengonfirmasi bahwa ada kemungkinan tak terbatas untuk layanan yang mengumpulkan data terkait pejalan kaki dan memandu pejalan kaki ke tempat tujuan di pangsa pasar industri tunanetra yang mencapai sekitar 60 triliun won dengan 250 juta orang tunanetra di seluruh dunia. Itulah bagaimana platform utama LBS Tech, G-EYE diluncurkan.

G-EYE berbeda dengan aplikasi lain untuk tunanetra karena platform ini berbasis pengalaman pengguna seperti informasi lokasi yang sudah ada, kecepatan pejalanan kaki pengguna, hingga waktu atau periode mereka berhenti untuk mengenal situasi di sekitarnya. Selain itu, jalan yang mudah digunakan oleh tunanetra juga baik bagi pergerakan kursi roda atau kereta bayi, sehingga G-EYE dapat dimanfaatkan di berbagai daerah. 

Model bisnis LBS Tech bukan hanya aplikasi untuk difabel semata. Mereka melakukan konsultasi kota pintar untuk kalangan lemah secara sosial. Mereka tidak menganggap tunanetra sebagai subyek yang mendapatkan bantuan, melainkan membuat mereka berpartisipasi dalam masyarakat sebagai salah satu pelaku ekonomi untuk mengaktifkan ekonomi regional. 

ⓒ LBStechBerkat teknologi dan nilai yang sudah diakui, LBS Tech berencana untuk maju ke pasar global. Beberapa tahun yang lalu, beberapa negara seperti Denmark, Finlandia, Inggris, Thailand, dan Vietnam meminta kerja sama kepada LBS Tech untuk membentuk infrastruktur layanan peta yang lebih detil baik untuk tunanetra maupun pengguna biasa. Teknologi LBS Tech yang telah diakui di Korea Selatan membuat mereka percaya dapat sukses jika maju ke pasar dunia. 

LBS Tech berhasil memecahkan masalah sosial dan membentuk model bisnis yang berkelanjutan sehingga muncul sebagai contoh perusahaan rintisan yang sukses. Berkat perusahaan tersebut, kota pintar yang dapat dinikmati oleh siapa saja tanpa kendala akan semakin dekat menuju kenyataan.