ⓒ Getty Images Bank

Belakangan ini, harga bahan baku tersebut cenderung mengalami kenaikan yang drastis. Selain harga bahan baku, harga hasil pertanian dan biji-bijian juga mengalami kenaikan yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Banyak pihak yang mengeluarkan berbagai pandangan mengenai kenaikan harga bahan baku. Ada yang menganalisis bahwa ini merupakan sinyal awal dalam pemulihan ekonomi. Ada pula yang mengatakan uang yang beredar di pasar malah menyebabkan kenaikan harga produk. 

Kenaikan harga bahan baku berpengaruh pada industri besi, pembuatan kapal, pelayaran, dan minyak. Kenaikan harga bahan baku menandakan adanya peningkatan permintaan terhadap bahan baku, sehingga diperkirakan kondisi industri telah membaik. Namun, ada banyak hal yang membebani dari sisi ekonomi Korea Selatan. Korea Selatan mengimpor kebanyakan bahan baku dan biji-bijian. Kenaikan drastis harga bahan baku meningkatkan beban perusahaan dan juga turut menaikkan harga konsumen. Daya saing perusahaan pengekspor menurun dan kehidupan masyarakat dapat menjadi sulit. Kenaikan bahan baku ini menimbulkan kekhawatiran munculnya inflasi. 

Inflasi terbagi menjadi dua, yaitu inflasi yang baik dan inflasi yang tidak baik. Inflasi yang baik berbasis harapan akan munculnya pemulihan ekonomi yang disebabkan peningkatan permintaan. Inflasi yang tidak baik adalah inflasi yang diakibatkan pengurangan distribusi dan kenaikan harga. Namun, saat ini lebih mengarah pada inflasi yang baik dengan kenaikan harga konsumen yang sesuai dengan pemulihan ekonomi. Setiap negara diperkirakan akan rela menerima inflasi untuk memulihkan kondisi ekonomi dengan cepat dengan mengatasi guncangan pandemi COVID-19. Namun, pasti ada kerugian yang dialami oleh pelaku ekonomi, sehingga langkah penanggulangan yang tepat harus segera disediakan. Kenaikan harga konsumen berpengaruh besar pada kalangan lemah. Pemerintah Korea Selatan harus siap untuk menangani risiko terkait inflasi yang akan datang.