ⓒ Getty Images Bank

Nilai tukar mata uang merujuk pada jumlah uang yang diterima ketika menukarkan satu mata uang  ke mata uang lain. Belakangan ini, nilai tukar mata uang won terhadap dolar Amerika kembali mencapai 1.200 won. Ada tiga alasan dalam kenaikan nilai tukar mata uang won terhadap dolar Amerika. Yang pertama, Bank Sentral AS, The Fed, dieprkirakan akan melakukan tapering, yaitu pengurangan surat utang yang dikeluarkan pemerintah. Karenanya, nilai dolar Amerika naik. Selain itu, kondisi di China, seperti krisis kebangkrutan perusahaan properti China, Evergrande, kelangkaan listrik yang memburuk di China, serta adanya perubahaan harga minyak internasional menyebabkan kenaikan nilai tukar terhadap mata uang dolar Amerika.

Kenaikan harga gas alam, batu bara, minyak global membuat para investor melirik aset yang lebih aman, sehingga menaikkan nilai dolar Amerika. Akibatnya, BOK juga mengisyaratkan intervensi pasar mata uang asing karena jika nilai tukar mata uang won terhadap dolar Amerika naik, hal itu mempengaruhi harga konsumen di Korea Selatan. Banyak pihak yang mengkhawatirkan ekonomi Korea Selatan akan mengalami stagflasi, yaitu stagnasi pertumbuhan ekonomi dan inflasi tinggi, pada tahun depan. Hingga saat ini, baik pemerintah Korea Selatan maupun lembaga di luar negeri mengeluarkan prediksi pemulihan kondisi ekonomi Korea Selatan. Namun, COVID-19 tidak mereda dan rasio peningkatan ekspor juga menghadapi stagnasi. Ditambah lagi dengan perkiraan nilai tukar mata uang terhadap dolar AS juga tidak baik.

Memang, ada pihak yang berpendapat bahwa kondisi ekonomi Korea Selatan cukup sehat karena cadangan devisa terus mencapai titik tertinggi selama tiga bulan berturut-turut sejak bulan Juli lalu dan simpanan dolar oleh perusahaan Korea Selatan cukup banyak. Namun, variabel eksternal harus diperhatikan, dan langkah lanjutan untuk menurunkan dampak variabel tersebut harus disediakan dalam waktu dekat.