ⓒ YONHAP News

Virus COVID-19 varian Omicron menyebar di seluruh dunia, menyebabkan meningkatnya ketegangan. Omicron dinamai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WTO) pada tanggal 27 November lalu. Pengaruh varian itu belum dapat dipastikan, namun para ahli meyakini Omicron menyebar lebih mudah daripada varian Delta, mengutip banyaknya jumlah mutasi di spike protein Omicron. 

Terdapat proyeksi bahwa jika Omicron dapat menyebar lebih cepat daripada varian Delta, maka diperkirakan rasio pertumbuhan ekonomi global tahun depan dapat turun sebesar lebih dari 0,4 persen dari prediksi awal sebesar 4,6 persen. Walaupun terdapat kekhawatiran mengenai Omicron, AS mengetatkan kebijakan pelonggaran moneternya dengan keyakinan bahwa mengatasi inflasi adalah hal yang lebih mendesak. 

Tahun ini, kondisi ekspor Korea Selatan sangatlah baik. Namun demikian, Korea Selatan tidak dapat terlalu optimistis karena lingkungan eksternal yang tidak stabil. Apabila negara-negara menutup perbatasannya akibat penyebaran Omicron, maka hal itu akan memberikan pengaruh negatif pada ekspor Korea Selatan dan dapat menjadi pukulan tambahan bagi masalah rantai pasokan global.

Bank Sentral Korea Selatan (BOK) berpendapat pencapaian rasio pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 4 persen masih bisa dicapai, namun variabel Omicron tidak bisa diabaikan. Kondisi COVID-19 saat ini tidak baik dan kenaikan harga konsumen juga cukup serius. Konfirmasi terkait varian Omicron bisa berpengaruh pada kondisi ekonomi Korea Selatan ke depannya. Ekonomi global dan ekonomi Korea Selatan yang mengalami kesulitan akibat pandemi COVID-19 kembali menghadapi tantangan besar, yaitu Omicron. Memang benar bahwa kekhawatiran dan ketakutan yang berlebihan tidak berguna dalam siutasi saat ini, namun langkah yang berani dan cepat perlu disediakan untuk memperkecil guncangan bagi ekonomi Korea Selatan.