ⓒ YONHAP News

Pemerintah Korea Selatan telah mengumumkan kebijakan ekonomi tahun 2022 pada tanggal 20 Desember lalu. Sasaran  kebijakan  ekonomi untuk  tahun depan adalah normalisasi ekonomi secara menyeluruh setelah menghadapi  krisis. Pemerintah memperkirakan rasio pertumbuhan ekonomi pada tahun ini dan tahun depan masing-masing mencapai 4 persen dan 3,1 persen. 

 

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga  3 persen  pada tahun depan, maka pemulihan permintaan domestik harus diprioritaskan. Untuk itu, pemerintah melakukan usaha  'fiskal ekspansif' dengan meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Dalam rangka pembinaan industri strategis negara, 65 jenis teknologi seperti semikonduktor, baterai, dll ditetapkan sebagai teknologi strategi negara dan dukungan perpajakan juga diperkuat. 

Akan tetapi, langkah revitalisasi  permintaan domestik dan manajemen harga konsumen ini dapat bertentangan. Selain itu, munculnya varian baru COVID-19 me ningkatkan variabel ketidakpastian ekonomi untuk tahun depan. Jika virus varian semakin menyebar pada tahun depan, maka pemulihan permintaan domestik dapat tertunda  dan pertumbuhan ekonomi global menghadapi stagnasi akibat adanya  gangguan jaringan pasokan, kenaikan harga konsumen, dll. 

 

Akibat  adanya  tekanan inflasi global, Bank Sentral dari negara besar siap menaikkan suku bunga acuan dan me mperketat jalur  peredaran dana. Sehingga  fluktuasi di pasar keuangan global diperkirakan  akan semakin  membesar. Selain itu, terdapat  pemilihan presiden Korea Selatan pada tanggal 9 Maret. Baik di dalam maupun di luar negeri, berbagai variabel bisa terjadi pada tahun 2022 mendatang. Pada tahun 2021 ini, upaya pencegahan penyebaran COVID-19 tetap dilaksanakan, namun tingkat ekspor Korea Selatan mencapai titik tertinggi dalam sejarah. Diharapkan pemerintah dapat menunjukkan kemampuan untuk mengubah krisis sebagai peluang baru pada tahun depan agar cetak biru pemerintah tahun 2022 dapat diwujudkan dan kondisi seluruh masyarakat membaik.