Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

”Kaus Abadi” oleh Bang Jeonghwan

2019-05-07

ⓒ Getty Images Bank

Cuplikan Sudut Sastra Korea hari ini:


Changnam menanggalkan jaketnya. Dia tidak mengenakan baju ataupun pakaian dalam. Sang guru pun terkejut, dan para sahabatnya tertawa terbahak-bahak.


“Han Changnam! Kenapa kamu tidak pakai baju?”

“Karena saya tidak punya baju…”


Di saat itu pula, air mata mulai menggenang di mata guru olahraga yang galak itu. Gelak tawa murid-murid pun langsung terhenti. Kemiskinan! Penderitaan! Mereka semua berpikir… apakah keluarga Changnam semiskin itu?


창남이는 양복 저고리를 벗었다.

그는 샤쓰도 적삼도 안 입은 벌거숭이 맨몸이었다.

선생님은 깜짝 놀라고 아이들은 깔깔 웃었다.


“한창남! 왜 샤쓰를 안 입었니?” 


“없어서 못 입었습니다.” 


그 때 선생님의 무섭던 눈에 눈물이 돌았다.

그리고 학생들의 웃음도 갑자기 없어졌다.


가난! 고생! 

아아, 창남이 집은 그렇게 몹시 구차하였던가.... 모두 생각하였다.



Penulis Bang, yang juga dikenal dengan nama penanya, Sopa, adalah seorang pelopor pergerakan sastra anak-anak “Saekdonghoi” atau “Klub Warna” di tahun 1923. Penulis Bang memiliki banyak talenta. Beliau seringkali berkeliling Korea untuk akting dalam pertunjukan sandiwara anak. Juga di tahun 1923, beliau menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Anak dan menerbitkan edisi pertama majalah “Orini,” majalah khusus untuk anak-anak. “Kaus Abadi” yang terbit di tahun 1927 dalam majalah tersebut adalah karya sastra anak-anak yang paling terkenal di Korea. Cerpen ini juga adalah karya pertama yang menggambarkan realita kehidupan di tahun 1920an dari sudut pandang anak kecil. Oleh sebab itu majalah “Orini” dan cerpen “Kaus Abadi” sangatlah penting dalam sejarah sastra Korea, terutama perannya dalam mengangkat hak anak-anak sebagai manusia layaknya orang dewasa.



“Ah… Pak Guru….”


Suara Changnam bergemetar seperti hendak menangis. Lalu dari wajahnya yang tertunduk, air mata menetes ke ujung sandal jeraminya.


“Ibu… Ibu saya buta sejak saya berumur delapan tahun…”


Air matapun berlinang dari mata guru olahraga itu. Para murid yang sebelumnya mengoceh kini hening terdiam. Dari mereka hanya terdengar suara isakan tangis samar-samar.


“아아, 선생님...” 


창남이의 소리는 우는 소리같이 떨렸다.

그리고 그의 수그린 얼굴에서 

눈물 방울이 뚝뚝 그의 짚신 코에 떨어졌다.


“저희, 저희 어머니는 제가 여덟 살 되던 해에 

 눈이 멀으셔서 보지를 못하고 사신답니다.” 


체육 선생님의 얼굴에도 굵다란 눈물이 흘렸다.

와글와글 하던 그 많은 학생들도 자는 것같이 고요하고,

훌적훌적, 훌적거리며 우리 소리만 여기서 저기서 조용히 들렸다.




Penulis Bang Jeonghwan / Sopa:

1899 - lahir pada tanggal 9 November di Kota Seoul

1922 -  menetapkan Hari Anak pada tanggal 1 Mei

1923 -  membentuk kelompok sastra anak-anak pertama di Korea, “Saekdonghui” dan menerbitkan majalah sastra anak-anak pertama, “Orini”

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >