Poeuipungnnyu

Katanya, peranan dari para pendukung kesenian yang dinamakan 'Patron' sangatlah penting dalam pengembangan kesenian pada masa pertengahan Eropa. Sebagai contoh, ada keluarga Medici di Firenze yang mendukung seniman seperti Leonardo da Vinci. Memang ada orang-orang yang mendukung para seniman di Korea walaupun tidak ada sebutan seperti Patron. Di akhir era Joseon, para musisi dan pelukis yang berstatus di kelas sosial terendah terpaksa menjalani kehidupannya sambil berkeliling di seluruh daerah atau mendapat gaji kecil dari lembaga pemerintah. Jika mereka bertemu dengan para pendukungnya, mereka mampu menunjukkan keterampilannya sepuas mungkin. Diantara para pendukungnya, ada seseorang yang bernama Shim Yong. Shim Yong yang menjabat sebagai bupati di daerah Hapcheon memiliki banyak kekayaan dan gemar memainkan alat musik, sehingga ada banyak kisah yang menarik terkait dirinya.

Suryongeum

Shim Yong mempunyai hubungan akrab dengan penyanyi atau wanita penghibur, sehingga jika seseorang ingin menggelar pesta dan memanggil para seniman, dia harus meminta kepada Shim Yong. Namun, seorang kenalan Shim menggelar pesta tanpa memberitahukan Shim. Ketika suasana pesta yang digelar di paviliun sekitar sungai memuncak menjelang malam hari yang disoroti sinar rembulan, tiba-tiba terdengar bunyi alat musik tiup seperti Saenghwang dari jauh. Di atas perahu, terdapat orang tua yang berambut putih dan mengenakan pakaian yang panjang duduk sambil menggunakan kipas yang berbulu putih. Di sebelahnya, ada anak-anak yang melayaninya dengan mengenakan pakaian biru. Di sisinya, ada orang-orang yang memainkan alat musik Saenghwang dan seekor burung bangau menari. Penampilan seperti itu membuat orang-orang berpikir mengenai kemunculan pertapa. Suasana pesta itu tiba-tiba mereda karena orang-orang di pesta terpikat hatinya pada penampilan pertapa di atas perahu. Siapa pertapa itu? Ya, dia tidak lain adalah Shim Yong. Setelah orang-orang lainnya juga memahami situasi tersebut, baik orang-orang di paviliun maupun orang-orang di perahu mulai menikmati suasana pesta secara bersama-sama. Nah, meskipun Shim Yong tidak menerima undangan ke pesta pada awalnya, namun dia akhirnya mendapat sambutan hangat melalui kehadirannya yang terasa unik. 

Sebelum Malam Ini Berlalu

Nampaknya, Shim Yong berhubungan akrab dengan para penyanyi seperti Lee Se-chun, Gye-seom, dan lainnya. Lee Se-chun adalah orang yang melantunkan jenis lagu dinamakan 'sijo' untuk pertama kali, dan Gyeseom adalah penyanyi yang terkenal sampai-sampai diundang oleh Raja Jeongjo walaupun usianya telah melebihi 60 tahun ketika pesta ibu Raja Jeongjo digelar di Benteng Suwon Hwaseong. 

Pada suatu hari, Shim Yong tiba-tiba memberikan usulan kepada para penyanyi untuk mengikuti pesta ulang tahun gubernur provinsi Pyeongan. Jika para seniman yang terkenal tidak berada di Hanyang, hal itu terasa dicurigai oleh orang banyak, sehingga mereka masing-masing pergi ke Pyongyang secara sembunyi-sembunyi. Ketika pesta ulang tahun digelar di kapal besar di sungai Daedonggang, Shim Yong dan para penyanyi lainnya mendekati kapal itu dengan menaiki perahu kecil. Jika lantunan lagu terdengar dari kapal besar yang dinaiki gubernur, mereka mengeluarkan lantunan lagu. Jika para seniman menari, mereka di perahu kecil itu juga turut menari. Kelihatannya, penampilan itu terasa seperti menggelar lomba. Sebenarnya ada banyak seniman unggul di Pyongyang, namun kemampuannya tidak mampu mengalahkan para seniman dari Hanyang. Akhirnya, orang-orang dari kapal besar itu terpikat hatinya pada para seniman di perahu kecil, sehingga gubernur memerintahkan untuk menangkap semua orang di perahu kecil. Namun, dia merasa kaget karena orang-orang yang ditangkap termasuk Shim Yong adalah kenalan dan sahabat lamanya dari gubernur. Setelah itu, mereka semua cukup menikmati waktu yang menggembirakan selama beberapa hari. Barangkali, Shim Yong telah mengetahui cara bermain yang memuaskan baik baginya dirinya sendiri maupun para musisi. Berkat peranannya, barangkali, musik Korea juga dapat diperkaya di era ini.