Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Yeongsanhong / Sochunhyangga / Chucheonsa

#Citra Musik Korea l 2022-06-03

Citra Musik Korea

Yeongsanhong / Sochunhyangga / Chucheonsa

Yeongsanhong

Hari Dano diperingati setiap tanggal 5 bulan ke 5 kalender lunar. Di Tiongkok hari Dano diperingati sebagai hari untuk mengenang kesetiaan seorang menteri bernama Qu Yuan dari Dinasti Chu yang bunuh diri di sungai Milou. Sedangkan di Korea, hari Dano dipercaya sebagai hari dengan energi Yang, yang terkuat dibanding hari lain sepanjang tahun. Hari Dano juga merupakan waktu luang di mana para petani beristirahat setelah musim menanam selesai, waktu yang tepat untuk mengadakan ritual memohon agar hasil panen melimpah. Pada tanggal 5 bulan ke 4 kalender lunar, satu bulan sebelum Dano, masyarakat mulai mempersiapkan arak untuk ritual Dano. Kemudian mereka mengadakan ritual di Daegwallyeong pada tanggal 15 saat bulan purnama. Lagu yang biasa dinyanyikan orang-orang saat mereka turun dari gunung adalah lagu Yeongsanhon(영산홍). 


Sochunhyangga

Di hari Dano, perempuan-perempuan yang biasanya hanya melakukan pekerjaan rumah tangga di dalam rumah diizinkan keluar lebih jauh, mencuci rambut di sungai atau bermain ayunan. Pada hari Dano ini, dulu dipercaya banyak laki-laki dan perempuan yang menemukan jodohnya dan salah satunya yang paling terkenal adalah sepasang kekasih yang melegenda Lee Mong-ryong dan Seong Chun-hyang. Pada hari Dano, suatu ketika Lee Mong-ryong keluar rumah menikmati istirahatnya setelah belajar. Waktu itulah ia melihat gadis cantik Chun-hyang yang sedang bermain ayunan. Mong-ryong yang terpana langsung mengirim pelayannya, Bang-ja, untuk mengatur pertemuan dengannya, tetapi Chun-hyang malah menolaknya dan meminta Mong-ryong untuk datang sendiri ke rumahnya. Kisah pertemuan mereka diceritakan dalam pansori Chunhyangga(춘향가).


Chucheonsa

Chucheonsa(추천사) berarti ‘lagu bermain ayunan’. Sebelum digubah menjadi sebuah lagu, Chucheonsa(추천사) adalah sebuah puisi karya Seo Jeongju yang menggambarkan impian Chunhyang untuk lepas dan bebas dari batasan-batasan nilai sosial yang ada yang membelenggunya. Beberapa bait puisi itu berbunyi seperti ini. Hyangdan dooronglah ayunan itu bak kau dorong perahu berlayar jauh ke laut di sana. Aku tak bisa lari jauh seperti bulan ke barat. Jadi doronglah aku seperti angin yang menggiring ombak.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >