Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Geumgangsan Taryeong / Giseongpalgyeong / Shin Gwandongbyeolgok

#Citra Musik Korea l 2022-10-14

Citra Musik Korea

Geumgangsan Taryeong / Giseongpalgyeong / Shin Gwandongbyeolgok

Geumgangsan Taryeong

Geumgangsan Taryeong adalah sebuah lagu dari wilayah selatan Korea yang menggambarkan betapa indahnya pemandangan Gunung Geumgang. Tiap musim gunung itu punya nama sendiri. Nama Geumgang sendiri adalah nama dari gunung itu di musim semi. Keindahan pohon-pohon yang tumbuh dan segala jenis bunga yang bermekaran saat musim semi di sana menjadi alasan kenapa disebut Geumgang yang berarti intan yang berkilau. Di musim panas, gunung itu dikenal dengan nama Bongrae yang berarti tanaman mugwort dan goosefoot, yang banyak ditemukan di gunung saat musim panas. Karena sangat hijau dan rimbun, gunung itu disebut sebagai tempatnya para dewa. Di musim gugur, Gunung Bongrae berubah nama menjadi Gunung Pungak yang berarti pohon maple, pohon yang banyak ditemukan hampir di semua gunung di Korea. Saat musim gugur, daun-daun pohon ini akan berubah warna jadi kuning keemasan dan merah menyala. Di musim dingin, Gunung Pungak berganti nama menjadi Gunung Gaegolsan yang berarti tulang terbuka. Mungkin karena saat musim dingin daun-daun di atas pohon rontok sehingga batuan cadas di permukaan gunung terlihat. Pemandangan di sini akan jauh lebih indah saat permukaannya diselimuti salju putih yang tebal.


Giseongpalgyeong

Dalam bahasa Korea Giseongpalgyeong berarti delapan pemandangan indah di Kota Pyeongyang. Seperti arti judulnya, lagu ini menggambarkan delapan pemandangan indah Kota Pyeongyang. Pertama, pemandangan musim semi dari Menara Eulmildae. Kedua, pemandangan bulan dari Gazebo Bubyeokru. Ketiga, pemandangan para biksu yang mengunjungi Kuil Yeongmyeongsa saat matahari terbenam. Keempat, suara rintik-rintik hujan yang turun di Aula Aeryeongdang. Kelima, suasana pengantaran tamu dari Sungai Botong. Keenam, pepohonan yang hijau di Gunung Yongak di akhir musim gugur. Ketujuh, perahu di Sungai Daedong dan yang terakhir adalah pemandangan sungai dengan air mengalir yang bercampur es dari jeram Matan di awal musim semi.


Shin Gwandongbyeolgok

Seorang cendekiawan era Dinasti Joseon bernama Jeong Cheol adalah salah satu penyair gasa yang terkenal pada masanya. Mirip seperti puisi sijo, puisi gasa adalah jenis puisi klasik Korea yang biasanya dinyanyikan dengan melodi yang berbeda-beda. Karya sastra ini umumnya lebih popular di kalangan bangsawan wanita. Misalnya, yang paling terkenal adalah Gwandongbyeolgok. Gwandong adalah sebuah wilayah timur Daegwallyeong. Saat menjabat sebagai gubernur di Gwandong, Jeong mengunjungi semua tempat terkenal di sana. Ia menuangkan pengalamannya itu dalam sebuah puisi yang isinya berupa ungkapan terima kasih kepada sang raja yang telah mengangkatnya menjadi gubernur provinsi yang sangat indah itu. Ia juga menceritakan keindahan berbagai sungai yang mengalir di sana dan delapan pemandangan indah lain di Gwandong dengan bahasa yang puitis dan indah. Tak heran kalau masyarakat Gwandong sangat bangga. Bahkan para penghibur atau gisaeng di Gangwondo pun banyak yang menyanyikan puisi gasa itu.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >