Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Seouje Sori / Eheori Ssunggeoya / Hwadu

#Citra Musik Korea l 2022-11-18

Citra Musik Korea

Seouje Sori / Eheori Ssunggeoya / Hwadu

Seouje Sori

Dulu masyarakat menganggap bahwa dewa mirip dengan manusia. Mereka harus dilayani dengan sebaik-baiknya supaya permohonan mereka dikabulkan. Setelah para dewa dipanggil, mereka akan dilayani dengan makanan mewah dan anggur beserta musik dan tarian-tariannya. Ritual pemanggilan dewa di Korea ini disebut dengan nama gut. Gut dulu sangat popular di tengah masyarakat. Sekarang ritual ini masih ada dan berkembang menjadi berbagai jenis kesenian tradisional yang terus dilestarikan. Salah satunya adalah sebuah lagu minyo atau lagu rakyat yang berasal dari Pulau Jeju, dengan judul Seouje Sori (서우제소리). Lagu ini sering dinyanyikan oleh orang Jeju saat berkumpul dan bekerja bersama-sama, misalnya saat membuat gim atau menangkap ikan. Di bagian awal, dukun yang memimpin ritual akan mempersembahkan anggur untuk para dewa, kemudian orang-orang akan menari dan bernyanyi.


Eheori Ssunggeoya

Korea punya banyak sekali lagu rakyat yang berasal dari musik ritual shamanisme. Misalnya minyo Gyeonggi dengan judul Changbutaryeong dan Seongjupuri yang berasal dari wilayah selatan Korea. Adegan dari ritual gut ini telah dikreasikan ulang menjadi sebuah pertunjukan. Selain sebagai ritual keagamaan dan hiburan masyarakat, upacara gut juga dilakukan untuk menyembuhkan orang sakit atau orang yang punya masalah berat. Saat upacara gut dilakukan, para nelayan dan petani di pegunungan berdoa memohon kepada dewa agar diberikan hasil tangkapan ikan dan panen yang melimpah. Hal menarik lain dari ritual gut ini adalah tiap daerah di Korea punya ciri khasnya tersendiri. Mulai dari prosesi ritualnya, musik dan tariannya bisa berbeda-beda di tiap daerah. Eheori Ssunggeoya (에허리 쑹거야) adalah sebuah aransemen modern dari musik ritual gut dengan judul Ssunggeotaryeong yang dibawakan oleh kelompok band Chudahye Chagis. Dulu, lagu ini sering dinyanyikan oleh para nelayan untuk memohon kesejahteraan dan keselamatan selama bekerja.


Hwadu

Hwadu (화두) adalah sebuah lagu yang diaransemen ulang dari musik ritual shamanisme di daerah pesisir timur Korea. Penyanyi Kim Myeong Dae yang memimpin bagian vokal dalam lagu ini berasal dari keluarga penganut shamanisme dan telah mewarisi tradisi ritual gut sejak muda. Dari daerahnya ada banyak ritual gut yang berkembang dan salah satu yang paling terkenal adalah Sejon Gut. Awalnya Sejon berarti Budha, tapi makna itu terus berubah seiring dengan berkembangnya shamanisme di wilayah pesisir itu. Sejon mengacu pada makhluk yang sama sekali berbeda meski penampilannya mirip seorang biksu Budha. Ia menikahi seorang wanita dan dikaruniai seorang anak bernama Jeseoksin, seorang dewa yang bertanggungjawab atas umur dan kekayaan manusia. Lirik lagu ini bercerita tentang adegan di mana dewa yang dimaksud memakai kalung tasbih di leher dan gelang di tangannya. Nuansa mistis sangat kental di musik hwadu karena suaranya berasal dari senar logam alat musik cheolhyeongeum.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >