Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Yukjabaegi / Heungtaryeong / Donghae Bada

#Citra Musik Korea l 2023-03-24

Citra Musik Korea

Yukjabaegi / Heungtaryeong / Donghae Bada

Yukjabaegi

Yukjabaegi (육자배기) adalah salah satu minyo atau lagu rakyat khas provinsi Jeolla yang sangat terkenal. Seseorang tidak dianggap sebagai penduduk asli provinsi Jeolla kalau tidak bisa menyanyikan lagu ini. Temponya sangat lambat, satu ritme lagu ini terdiri dari enam ketukan. Yukjabaegi sendiri awalnya dinyanyikan oleh para petani saat sedang menggarap sawahnya. Kemudian menjadi semakin terkenal setelah dinyanyikan oleh kelompok pemain musik profesional bernama Sadangpae. Dalam perkembangannya, ritme lagu Yukjabaegi juga semakin bervariasi. Ritme lagu Yukjabaegi yang sangat pelan ditambahkan dengan lagu yang sama tetapi dengan ritme yang lebih cepat, sehingga lagunya jadi semakin panjang. Selain ditambah dengan lagu Yukjabaegi dengan ritme yang berbeda, lagu ini juga masih ditambahkan lagi dengan lagu-lagu beritme cepat lain, seperti Samsan Banrak, Gaegori Taryeong, dan Seoul Samgaksan. 


Heungtaryeong

Lagu Heungtaryeong (흥타령) mempunyai kesamaan dengan lagu Yukjabaegi, keduanya punya ritme lambat dan liriknya menggambarkan kisah perpisahan yang menyedihkan dan menyakitkan. Kedua lagu ini terdengar mirip tetapi punya tempo yang berbeda, Yukjabaegi dinyanyikan dengan tempo enam ketukan, sedangkan Heungtaryeong dinyanyikan dengan tempo 12 ketukan. Banyak orang bilang bahwa liriknya sulit dipahami, kecuali bila didengarkan dengan versi Heungtaryeong. Potongan liriknya seperti di bawah ini.


Mimpi, mimpi, semuanya adalah mimpi

Aku pun kau pun, ini itu adalah mimpi

Bangun dari mimpi, mimpi lagi, mimpi itu pun mimpi lagi

Lahir, hidup, dan mati dalam mimpi, 

Percuma saja bangun, buat apa bermimpi?


Donghae Bada

Lagu minyo atau lagu rakyat yang secara turun-temurun dinyanyikan oleh masyarakat provinsi Jeolla disebut dengan Namdo Minyo, artinya lagu rakyat dari daerah selatan. Lagu-lagu ini umumnya bernada sedih dan pilu. Salah satunya adalah lagu berjudul Donghaebada (동해바다) atau Laut Timur. Pada 1950-an dan 1960-an, opera wanita sangat populer di Korea. Changgeuk adalah sebuah musikal tradisional yang dimainkan sekelompok orang dengan peran yang berbeda-beda beserta nyanyian pansori yang biasanya dibawakan oleh satu orang saja. Sementara opera wanita yang terkenal itu mirip seperti changgeuk, tetapi hanya terdiri dari penyanyi perempuan saja. Mereka melakukan semua peran yang ada termasuk peran tokoh laki-lakinya juga. Karena lagu pansori tradisional hanya ada 5, banyak karya baru pansori yang ditulis ulang dengan latar belakang sejarah dan mitos-mitos Korea. Pada saat itu, sekitar tahun 1950an dan 60an, lagu-lagu minyo baru dengan gaya khas Namdo makin bertambah. Lebih banyak minyo-minyo baru dengan tempo yang cepat dan ceria dibanding dengan minyo tradisionalnya. Minyo ini terasa semakin ceria setelah diaransemen ulang oleh Soul Sauce. 

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >