ⓒ KBS

Pada tgl. 5 Oktober bertempat di Pyongyang, Korea Selatan dan Korea Utara bersama-sama memperingati sebelas tahun Deklarasai 4 Oktober. Mantan Presiden Korea Selatan Roh Moo-hyun dan mantan pemimpin Korea Utara Kim Jong-il menandatangani deklarasi itu selama pertemuan puncak mereka tahun 2007. 

KTT itu terjadi tujuh tahun setelah pertemuan pertama di bulan Juni tahun 2000. Dalam KTT itu, keduanya membahas berbagai masalah dan fokus pada perdamaian dan kemakmuran antara dua Korea. Niat mereka bahkan mengarah pada isu Semenanjung Korea yang bebas nuklir, yang bahkan tidak termasuk dalam deklarasi KTT sebelumnya di tahun 2000. Dan pada tgl. 4 Oktober, kedua pemimpin menandatangani deklarasi bersama. 

Kesepakatan delapan poin, dikenal sebagai ‘Deklarasai Kemajuan Hubungan antar-Korea, Perdamaian dan Kemakmuran’. Para pemimpin dari dua Korea lebih berpusat pada langkah-langkah praktis untuk meredakan ketegangan dan mendorong pertukaran yang akhirnya mencapai kesepakatan rincian berbagai masalah. 

Melihat Deklarasi 4 Oktober, dua Korea bahkan berkomitmen untuk membangun kawasan pembuatan kapal di Anbyeon dan Nampo dalam upaya memperluas cakupan kerja sama ekonomi bilateral ke industri berat. Mereka juga sepakat untuk mempercepat bisnis Kawasan industri Gaeseong dan memungkinkan akses langsung ke pelabuhan Haeju Korea Utara serta jalur kereta api barang antar Korea. Selain itu, mereka sepakat untuk membuka rute penerbangan langsung antara Seoul dan gunung Baekdusan, Korea utara. Namun sayangnya, proyek-proyek ambisius yang disepakati dalam Deklarasi 4 Oktober tidak dapat dilakukan. 

Kesepakatan tahun 2007 merupakan sketsa Deklarasai Panmunjom yang menyerukan denuklirsasi Semenanjung Korea, deklarasai berakhirnya Perang Korea dalam tahun ini, dan kerja sama ekonomi lintas batas dua Korea. Pertemuan antar Korea yang diadakan sebelas tahun lalu benar-benar berfungsi sebagai landasan penting untuk perdamaian regional.