Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kumpulan Isu

Komandan USFK: GSOMIA Pastikan Keamanan Asia Timur Laut yang Kuat

2019-11-13

Warta Berita

ⓒKBS News

Amerika Serikat tampaknya ingin menyelesaikan masalah Perjanjian Perlindungan Informasi Militer (GSOMIA) antara Korea Selatan (Korsel) dan Jepang. Komandan Kepala Pasukan Amerika Serikat di Korea Selatan (USFK), Robert Abrams menekankan perlunya mempertahankan GSOMIA.  Ketua Kepala Staf Gabungan (JCS) AS, Mark Milley dan Menteri Pertahanan AS, Mark Esper juga mengungkapkan pendapat yang sama dengan Abrams sebelum mereka mengunjungi Korsel. Sebelumnya beberapa pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri AS mengunjungi Korsel dan menekan negara ginseng ini untuk mempertahankan GSOMIA.


Terkait dengan isu GSOMIA, AS berfokus pada kolaborasi keamanan Korsel, AS, dan Jepang daripada masalah sejarah. Pendapat AS itu dapat terlihat dalam wawancara Abrams dengan wartawan dari dalam maupun luar negeri. Menurutnya, prinsip dasar GSOMIA merupakan pesan jelas bahwa Korsel dan Jepang mengutamakan kestabilan dan keamanan wilayah daripada perbedaan pendapat tentang masalah sejarah.


Sementara Jepang kelihatannya lebih bergantung pada AS daripada berdialog dengan Korsel. Korsel berpendapat GSOMIA dapat dipertahankan jika Jepang menghapus pembatasan ekspor terhadap Korsel karena pembatasan itu merupakan aksi balasan atas keputusan Mahkamah Agung Korsel tentang kompensasi pekerja paksa. Akan tetapi, Jepang bersikeras bahwa pembatasan ekspornya bukanlah aksi balasan dan GSOMIA terpisah dengan pembatasan ekspor itu. GSOMIA akan berakhir pada tanggal 23 November pukul 00.00 jika Korsel tidak menarik keputusan penghentiannya.


Membandingkan pendapat dari tiga negara tersebut, AS kini kelihatannya memihak Jepang. Kolaborasi keamanan Korsel, AS, dan Jepang merupakan bagian besar dalam strategi AS untuk dunia. Oleh karena itu, bagi AS, isu GSOMIA lebih penting daripada masalah sejarah antara Korsel dan Jepang. Bahkan GSOMIA merupakan rantai penting dalam kolaborasi trilateral.


Pemerintah AS secara umum mengungkapkan kekhawatirannya sejak adanya keputusan untuk mengakhiri GSOMIA. Menjelang jatuh temponya, AS menekan Korsel dari berbagai segi. Beberapa tokoh tinggi dari Kementerian Luar Negeri AS seperti Asisten Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik, David Stilwell menegaskan perlunya mempertahankan GSOMIA antara Korsel dan Jepang.


Sehubungan dengan itu, pendapat sebagian pihak tentang penundaan pengakhiran GSOMIA menarik perhatian. Menurut mereka, pengakhiran GSOMIA harus ditunda sampai ditemukan solusinya karena GSOMIA memanfaatkan keamanan. Pendapat itu berdasarkan pandangan bahwa tekanan AS dianggap sebagai penengah positif dalam masalah GSOMIA. Jika GSOMIA berakhir begitu saja, maka di kemudian hari harus kembali menjalani proses untuk kembali menjalin perjanjian ketika sudah mendapatkan solusi. Oleh karena itu mereka menganggap lebih baik jika pengakhiran GSOMIA ditunda terlebih dahulu. Jika solusi ditemukan, maka GSOMIA dapat diperpanjang, atau sebaliknya diakhiri jika tidak ditemukan solusinya.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >