Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kumpulan Isu

BOK Pertahankan Suku Bunga Acuan Korsel di 1,25%

2020-01-17

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Pembekuan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Korea (BOK) sesuai dengan perkiraan pasar. Menurut hasil survei dari Asosiasi Investasi Keuangan Korea Selatan, 99% responden yang berkegiatan di bidang obligasi memperkirakan pembekuan suku bunga acuan. Alasannya meskipun ketidakpastian terhadap kondisi ekonomi dan keprihatinan terkait pertumbuhan rendah tetap berlangsung, namun sejumlah indikator ekonomi semakin membaik. Institut Pengembangan Nasional Korea (KDI) berpendapat bahwa sejumlah indikator ekonomi mengisyaratkan kemungkinan perbaikan kemerosotan ekonomi. Selain itu, perang perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China, kemerosotan semikonduktor Korea Selatan juga semakin membaik.


Sebelumnya, BOK pernah menurunkan suku bunga acuan sebanyak dua kali pada tahun lalu, yaitu pada bulan Juli dan Oktober 2019. BOK mempertahankan suku bunga acuan pada bulan November lalu akibat kemerosotan ekonomi, keperihatinan terhadap deflasi, kenaikan harga realestat, dan sebagainya. Namun kali ini, BOK kembali membekukan suku bunga acuannya.


Rasio kenaikan harga konsumen pada bulan Desember tahun lalu naik sebesar 0,7%, sehingga keprihatinan terkait deflasi ekonomi Korea Selatan agak mereda. Pada tanggal 15 Januari lalu, AS dan China berhasil menandatangani kesepakatan perdagangan tahap pertama. Penandatanganan itu tidak berarti penyelesaian perang namun seluruh dunia termasuk Korea Selatan dapat menghilangkan beban besar untuk sementara waktu.


Di tengah suasana tersebut, pemerintah Korea Selatan menunjukkan tekad kuat untuk menstabilkan harga rumah karena ada keprihatinan serius terhadap peningkatan utang rumah tangga. Kenaikan harga rumah tidak hanya menyulitkan kehidupan masyarakat namun juga kondisi perekonomian Korea Selatan. Akibat kenaikan harga rumah, jumlah pinjaman uang masyarakat di bank pada tahun lalu meningkat sebesar 7,2 triliun won atau sekitar Rp 84,6 triliun. Menurut data bulan Desember 2019, jumlah pinjaman uang mengalami kenaikan terbesar sejak tahun 2004 lalu.


Pemerintah Korea Selatan terus mengeluarkan langkah tegas untuk menstabilkan harga rumah. Situasi tersebut membuat BOK sulit untuk menurunkan suku bunga acuan, dan kondisi ini akan terus berlanjut ke depannya untuk sementara waktu. Namun, masih ada kemungkinan bahwa dana yang beredar di pasar dihabiskan untuk membeli realestat. Akibat suku bunga acuan yang terlalu rendah, dana yang beredar sulit diinvestasikan.


Banyak pihak yang memperkirakan suku bunga acuan tetap akan dipertahankan di masa depan. Jika masalah utang dari perusahaan dan rumah tangga, masalah real estat, dan lainnya menjadi perhatian utama, maka sulit bagi BOK untuk menurunkan suku bunga acuan. Namun di sisi lain, ada pihak yang memperkirakan penurunan suku bunga acuan karena rasio pertumbuhan ekonomi yang rendah dan rasio kenaikan harga konsumen. Jika mempertimbangkan hal tersebut, ada kemungkinan BOK dapat menurunkan suku bunga acuan sebanyak satu kali atau dua kali pada semester pertama atau dalam tahun ini.


Banyak pihak yang memperkirakan bahwa sulit untuk mencapai rasio pertumbuhan ekonomi sebesar 2,3% yang diperkirakan oleh BOK pada bulan November tahun lalu. Akibatnya, tetap ada keperluan untuk menstimulasikan kondisi ekonomi, sehingga penurunan suku bunga acuan terpaksa dilaksanakan. Rapat untuk memutuskan suku bunga acuan pada semester pertama tahun ini dijadwalkan pada tanggal 27 Februari, 9 April, dan 28 Mei. Pada bulan April mendatang, masa jabatan empat orang anggota dari Komite Kebijakan Moneter BOK berakhir. Jika BOK menurunkan suku bunga acuan, maka ada kemungkinan besar akan dilaksanakan pada triwulan kedua tahun ini.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >