Menlu Korsel dan Indonesia Bertemu di Seoul, Bahas Lanjutan Proyek KF-21
2024-03-19 14:40:05
Brexit atau penarikan diri Inggris dari Uni Eropa yang semakin dekat dengan kenyataan, menarik perhatian pada efeknya terhadap perekonomian Korea Selatan, terutama di bidang ekspor.
Penarikan diri Inggris dari Uni Eropa bermakna bahwa Inggris dan Uni Eropa akan mengambil langkah masing-masing di bidang perdagangan. Maka dari itu, sejumlah perjanjian yang telah dijalinkan dengan Uni Eropa tidak berlaku lagi bagi Inggris. Produk Korea Selatan yang bebas ditransaksi di seluruh Uni Eropa selama ini harus dipisah untuk dua jalur masing-masing untuk Inggris dan Uni Eropa. Untuk menjalani proses ekspor produk Korea Selatan, dibutuhkan lebih banyak waktu dibandingkan sebelumnya. Oleh karena itu, Brexit tentu akan sangat memengaruhi ketertiban perdagangan dan perekonomian di seluruh dunia termasuk Korea Selatan.
Meskipun demikian, belum ada perubahan antara Korea Selatan dan Inggris karena tersedia masa transisi dan persiapan yang telah disepakati oleh kedua pihak. Inggris dan Uni Eropa telah menetapkan masa transisi hingga akhir tahun 2020. Artinya, dalam perdagangan Korea Selatan dan Inggris, perjanjian perdagangan bebas antara Korea Selatan dan Uni Eropa masih dapat berlaku dalam masa transisi yang telah disepakati tersebut.
Jika masa transisi itu berakhir, perjanjian perdagangan bebas Korea Selatan dan Inggris langsung efektif berlaku. Perjanjian itu mempunyai persyaratan yang sama dengan perjanjian perdagangan bebas Korea Selatan dan Uni Eropa. Oleh karena itu, bea masuk untuk semua komoditas pabrik termasuk bidang otomotif dibebaskan. Produk yang memakai bahan dari Uni Eropa juga diakui sebagai buatan Inggris. Transaksi barang ekspor Korea Selatan melalui Uni Eropa juga diakui sebagai transaksi langsung oleh Inggris selama tiga tahun ke depan.
Pemerintah Korea Selatan menyatakan bahwa negaranya tetap dapat menikmati kemudahan perdagangan yang telah berlaku selama ini melalui perjanjian perdagangan bebas antara Korea Selatan dan Inggris setelah Brexit. Ditambahkan bahwa pihaknya mengambil langkah-langkah yang sesuai sambil memantau perundingan Inggris dan Uni Eropa tentang hubungan mereka ke depannya selain memeriksa dampak Brexit secara menyeluruh.
Sementara itu, Asosiasi Perdagangan Internasional Korea Selatan mengatakan ada kemungkinan perubahan dalam penerapan bea cukai, sertifikasi, standar, dan sebagainya sehingga perlu memeriksa pengaruhnya pada perusahaan-perusahaan di Korea Selatan. Artinya pemerintah Korea Selatan harus menjalankan pembicaraan dengan Inggris sambil mengamati perkembangan kondisi agar perusahaan Korea Selatan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan akibat Brexit.
2024-03-19 14:40:05
2024-03-14 15:36:42
2024-02-02 14:21:28