Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kumpulan Isu

Penyebaran Wabah COVID-19 di Korsel

2020-02-22

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Jumlah pasien positif COVID-19 meningkat pesat di dalam negeri Korea Selatan dan pemerintah Korea Selatan menanganinya di level yang setara dengan peringatan level “serius” tanpa secara resmi meningkatkan level peringatan karena penularan wabah di masyarakat masih berada di tahap awal. Otoritas pencegahan penyakit juga menyatakan penularan itu terjadi di suatu kelompok tertentu sehingga masih dapat dikontrol.


Kasus COVID-19 yang sempat mereda tiba-tiba menyebar dengan cepat di kota Daegu dan Cheongdo di Provinsi Gyeongsang Utara setelah pasien positif ke-31 dikonfirmasi di kota Daegu pada hari Selasa (18/02/20). Hal itu dikarenakan pasien tersebut menghadiri beberapa pertemuan di tengah munculnya gejala terinfeksi COVID-19. Selain itu, diketahui para pasien positif di daerah tersebut berkaitan dengan gereja Yesus Shincheonji di Daegu. Ada juga orang-orang dari penjuru Korea Selatan yang dikonfirmasi positif COVID-19 setelah menghadiri kebaktian di gereja tersebut.


Gereja Yesus Shincheonji dianggap sebagai ajaran sesat oleh agama Kristen Protestan. Di Daegu, para jemaah beribadah sambil duduk di lantai dan kondisi itu membuat virus semakin mudah untuk menular.


Selain gereja itu, terdapat beberapa pasien yang positif terinfeksi COVID-19 di Rumah Sakit Daenam di Cheongdo, selain seorang pasien yang meninggal dunia dan lima orang perawat. Rumah sakit ini diketahui digunakan sebagai rumah duka untuk kakak kandung dari sang pendiri Gereja Yesus Shincheonji pada awal bulan Februari ini. Sejumlah jemaah dari Daegu ternyata berkunjung ke rumah sakit itu untuk menyampaikan bela sungkawa.


Di tengah kondisi darurat ini, pemerintah Korea Selatan mempertahankan peringatan di level “awas” karena penularan lokal itu masih dalam tahap awal dan penyebab penularannya relatif jelas. Menurut Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan, Park Neung-hoo penularan virus yang terjadi terpusat pada satu kelompok tertentu sehingga dapat dikontrol melalui investigasi epidemiologis dan disinfeksi.


Peringatan krisis di Korea Selatan terdiri dari empat level, yakni “waspada” jika wabah baru melular di luar negeri, “siaga” jika wabah baru memasuki Korea Selatan, “awas” jika wabah baru menular secara terbatas, dan “serius” jika wabah baru menular di antara masyarakat atau penjuru negara. Ketika pasien positif pertama muncul di Korea Selatan pada tanggal 20 Januari lalu, pemerintah Korea Selatan meningkatkan peringatan dari “waspada” menjadi “siaga”. Seminggu kemudian jumlah pasien positif menjadi empat orang dan pemerintah Korea Selatan meningkatkan level peringatannya ke level “awas”. Peringatan “awas” dikeluarkan pertama kali setelah virus influenza A H1N1 pada tahun tahun 2009 lalu.


Sehubungan dengan itu, Perdana Menteri Korea Selatan, Chung Sye-kyun mengatakan pemerintah Korea Selatan telah menetapkan kota Daegu dan Cheongdo sebagai “zona penanganan khusus” dan berusaha untuk segera mencari mereka yang pernah melakukan kontak dengan pasien positif dan segera mengobati pasien yang terinfeksi. Chung menambahkan pihaknya akan menyediakan segala bantuan demi mencegah penyebaran COVID-19 di seluruh negeri Korea Selatan.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >