Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kumpulan Isu

Korut Tetap Lakukan Pengayaan Uranium Selama Setahun Terakhir

2020-09-05

Warta Berita

ⓒGetty Images Bank

Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency, IAEA) dalam laporan tahunannya pada tanggal 2 September menganalisis bahwa Korea Utara melakukan pengayaan uranium selama setahun terakhir.


Laporan IAEA menyatakan ada gerakan kendaraan dan sistem pendingin di fasilitas nuklir Yongbyon, Korea Utara dan hal itu mengisyaratkan bahwa Korea Utara menghasilkan uranium yang diperkaya dengan mesin sentrifugal. Selain itu, ada pula kemungkinan pengayaan uranium yang dilakukan di Kangson, sekitar Pyongyang.


IAEA dalam laporan tersebut menegaskan bahwa berlanjutnya program nuklir Korea Utara jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Pihaknya kemudian mendesak Korea Utara agar memenuhi kewajiban internasional dan bekerja sama dengan IAEA.


Akan tetapi, IAEA menyatakan tidak ada indikasi bahwa Korea Utara mengekstraksi plutonium dengan memproses ulang bahan bakar setelah digunakan dalam periode yang sama.


Tim pengawas IAEA telah diusir dari Korea Utara pada tahun 2009 dan tidak boleh mendekati fasilitas nuklir Korea Utara sejak saat itu.


Terpisah dengan laporan IAEA tersebut, Amerika Serikat (AS) merilis peringatan bersama untuk menentang kelanjutan pengembangan program rudal balistik Korea Utara. Peringatan bersama itu dikeluarkan oleh kementerian luar negeri, keuangan, dan perdagangan AS, yang merupakan pertanda bahwa tekanan tengah diberikan ke segala arah.


Peringatan tersebut mencantumkan nama organisasi yang terlibat dalam pengembangan rudal balistik Korea Utara, teknologi yang digunakan, dan peraturan AS yang menentang kegiatan nuklir Korea Utara. Selain itu, terdapat nama entitas dan pribadi yang dikenakan sanksi AS terhadap Korea Utara serta daftar barang utama yang digunakan dalam program rudal balistik.


Kementerian Luar Negeri AS meminta sektor swasta untuk tetap mewaspadai langkah-langkah yang dilakukan Korea Utara untuk mendapatkan peralatan dan teknologi yang dikenakan sanksi tersebut. Kemudian ditegaskan bahwa semua pihak yang diketahui membantu Korea Utara akan dikenakan sanksi AS dan PBB.


Laporan IAEA dan peringatan AS bermakna untuk kembali memusatkan perhatihan terhadap masalah nuklir dan rudal Korea Utara, serta sanksi terhadap Pyongyang, yang menjadi longgar di tengah pandemi COVID-19 dan masa-masa menjelang pemilihan umum presiden AS.


Asisten Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik, David Stilwell menyebutkan bahwa peringatan tersebut dikeluarkan untuk menentang kelanjutan pengembangan program rudal balistik Korea Utara agar negara komunis itu kembali berdialog.


Di masa lalu, Korea Utara sering mendorong program nuklir dan rudalnya di masa-masa peralihan, seperti pilpres AS.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >