Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kumpulan Isu

Peringatan “Hari Langit Biru” PBB yang Pertama

2020-09-12

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 8 September menggelar acara peringatan “Hari Langit Biru” yang diresmikan menjadi hari peringatan atas usul Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in. Acara peringatan “Hari Langit Biru” yang pertama tersebut diadakan di Markas Besar PBB dengan tema "udara bersih untuk semua (Clean Air for All)".


Dalam acara peringatan itu, Menteri Lingkungan Hidup Korea Selatan, Cho Myung-rae menegaskan pentingnya kerja sama masyarakat internasional demi menciptakan udara bersih dan menangani polusi udara. Ia juga menyatakan bahwa “Green New Deal” merupakan bagian penting dalam kebijakan baru pemerintah Korea Selatan, yakni “New Deal Gaya Korea”.


“Hari Langit Biru” diusulkan oleh Presiden Moon dalam pidatonya pada KTT Iklim PBB yang digelar pada September 2019 lalu dan kemudian diadopsi oleh Komite Kedua PBB pada Sidang Umum PBB bulan Desember 2019 dengan suara bulat. Dengan demikian, “Hari Langit Biru” menjadi hari peringatan resmi PBB pertama yang diusulkan oleh Korea Selatan.


Dalam sambutannya melalui video, Moon mengatakan bahwa seluruh dunia tengah merefleksikan perubahan iklim di tengah bencana alam dan pandemi, sehingga isu perubahan iklim kini menjadi tugas yang tidak dapat ditunda lagi. Selanjutnya, Moon mengemukakan rencana kebijakannya untuk mengatasi perubahan iklim dan lingkungan. Korea Selatan akan membongkar 10 unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dalam masa jabatannya, kemudian 20 unit lainnya akan dibongkar hingga tahun 2034. Di saat yang bersamaan, pembangkit listrik tenaga angin dan surya akan diperbanyak lebih dari tiga kali lipat daripada yang ada saat ini Selain itu, Moon menyebutkan “Green New Deal” yang merupakan bagian penting dalam kebijakan “New Deal Gaya Korea” merupakan kebijakan penanggulangan krisis iklim sekaligus strategi untuk mengatasi COVID-19. Dikatakan bahwa melalui “New Deal Gaya Korea”, Korea Selatan akan menciptakan 660 ribu peluang kerja.


“Langit biru” merupakan masalah yang sangat dibutuhkan saat ini oleh seluruh dunia yang tengah menderita akibat perubahan iklim. Korea Selatan terbelakang dibandingkan negara-negara maju dalam hal penanggulangan perubahan iklim, tetapi kini tengah bertindak dengan cepat melalui penangulangan yang ekstrem, seperti kebijakan untuk tidak menggunakan batu bara. Berkat kebijakan itu, rasio penggunaan batu bara dari seluruh konsumsi energi di Korea Selatan semakin menurun, dari 27 persen di tahun 2019 hingga 25 persen di tahun 2024. Sedangkan rasio energi terbarukan akan meningkat dari 6,3 persen menjadi 8,0 persen.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >